Selasa, 18 Maret 2025

Published Maret 18, 2025 by with 0 comment

Akhlak-akhlak Sabar Dikala Sakit

 

 

Ramadhan tahun 1446 H hari kesembilanbelas

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai kunci pembuka pertolongan Allah. Adalah salah jika kita mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya, berarti kita membatasi pahala. Mengatakan sabar itu ada batasnya, mencerminkan kita kurang sabar dalam bersabar. Sabar akan membuahkan pesona yang tiada terputus, oleh karenannya kija kita ingin menikmati kehidupan, kita harus menikmati setiap kejadian karena orang yang beriman itu tidak pernah merasa rugi.

Kata “As-Shobur”, terambil dari kata shod, ba dan ro, yang makna asalnya adalah menahan ketinggian sesuatu atau sejenis batu yang amat keras. Jadi, seseorang yang mempunyai kemampuan menahan diri adalah termasuk orang-orang yang sabar.

Kita ambil contoh orang yang terkena musibah sakit. Semua orang pernah merasakan sakit. Sakit adalah bagian dari penggugur dosa. Rasulullah saw bersabda :”Tidaklah seseorang merasakan sakit dihina atau tertusuk duri kecuali Allah menggugurkan dosanya, bagai gugurnya daun-daun”.

Bagaimana sabar menghadapi sakit?

Pertama, kalau kita diuji sakit, kita harus sadar bahwa kesabaran pertama yang harus dimiliki adalah sabar husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk-buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah. Kalau Allah akan membuat sakit kepada kita, sehebat apapun diri kita, tetap akan sakit.

Kedua, sabar untuk tidak mengeluh. Sebenarnya menceriterakan penderitaan kita kepada orang lain adalah mencerminkan ketidaksabaran. Apalagi jika menceriterakan sesuatu seakan lebih dari kenyataan. Jangan berkeluh kesah apalagi sampai mendramatisir. Jangan sampai memprotes perbuatan Allah tidak adil.

Ketiga, Sabar menafakuri hikmah sakit, (tafakur : berfikir, merenung). Tidak ada perbuatan Allah yang sia-sia. Setiap sakit itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah. Mungkin kita terlalu sibuk, dikasih sakit, sehingga kita bisa istirahat. Kita sakit berada di kamar, bayangkan saudara kita yang sakit di kolong jembatan, yang tidak punya tempat tidur. Tafakuri, Ketika kita gagah dan hebat, dikasih sakit mual saja bisa jadi menjadi lemas. Harusnya, setiap sakit dapat meningkatkan kesadaran kita bahwa Kesehatan itu amat berharga.

Keempat, sabar Ketika ikhtiar. Ketahuilah bahwa yang menyembuhkan itu bukan dokter, bukan paranormal. Yang menyembuhkan itu hanya Allah. Karena Dia yang paling tahu penyakit kita. Ketika kita sudah berobat ke sana sini tapi tidak sembuh, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Ikhtiar saja.

Kelima, Sabar untuk berniat sembuh dan punya niat untuk beribadah. Milikilah tekad untuk mengisi rasa sehat yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah. Jangan sampai tidak punya visi tentang bagaimana menggunakan Kesehatan.

Sumber tulisan: Manajemen Qolbu karya KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym)

      edit

0 komentar:

Posting Komentar