Ramadhan tahun 1446 H hari kesembilanbelas
Jadikanlah sabar dan sholat
sebagai kunci pembuka pertolongan Allah. Adalah salah jika kita mengatakan
bahwa sabar itu ada batasnya, berarti kita membatasi pahala. Mengatakan sabar
itu ada batasnya, mencerminkan kita kurang sabar dalam bersabar. Sabar akan
membuahkan pesona yang tiada terputus, oleh karenannya kija kita ingin
menikmati kehidupan, kita harus menikmati setiap kejadian karena orang yang
beriman itu tidak pernah merasa rugi.
Kata “As-Shobur”, terambil
dari kata shod, ba dan ro, yang makna asalnya adalah menahan ketinggian sesuatu
atau sejenis batu yang amat keras. Jadi, seseorang yang mempunyai kemampuan
menahan diri adalah termasuk orang-orang yang sabar.
Kita ambil contoh orang
yang terkena musibah sakit. Semua orang pernah merasakan sakit. Sakit adalah
bagian dari penggugur dosa. Rasulullah saw bersabda :”Tidaklah seseorang
merasakan sakit dihina atau tertusuk duri kecuali Allah menggugurkan dosanya,
bagai gugurnya daun-daun”.
Bagaimana sabar menghadapi
sakit?
Pertama, kalau kita diuji sakit,
kita harus sadar bahwa kesabaran pertama yang harus dimiliki adalah sabar
husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk-buruk perilaku adalah
berburuk sangka kepada Allah. Kalau Allah akan membuat sakit kepada kita,
sehebat apapun diri kita, tetap akan sakit.
Kedua, sabar untuk tidak
mengeluh. Sebenarnya menceriterakan penderitaan kita kepada orang lain adalah
mencerminkan ketidaksabaran. Apalagi jika menceriterakan sesuatu seakan lebih
dari kenyataan. Jangan berkeluh kesah apalagi sampai mendramatisir. Jangan
sampai memprotes perbuatan Allah tidak adil.
Ketiga, Sabar menafakuri hikmah
sakit, (tafakur : berfikir, merenung). Tidak ada perbuatan Allah yang sia-sia.
Setiap sakit itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah. Mungkin kita
terlalu sibuk, dikasih sakit, sehingga kita bisa istirahat. Kita sakit berada
di kamar, bayangkan saudara kita yang sakit di kolong jembatan, yang tidak
punya tempat tidur. Tafakuri, Ketika kita gagah dan hebat, dikasih sakit mual
saja bisa jadi menjadi lemas. Harusnya, setiap sakit dapat meningkatkan
kesadaran kita bahwa Kesehatan itu amat berharga.
Keempat, sabar Ketika ikhtiar.
Ketahuilah bahwa yang menyembuhkan itu bukan dokter, bukan paranormal. Yang
menyembuhkan itu hanya Allah. Karena Dia yang paling tahu penyakit kita. Ketika
kita sudah berobat ke sana sini tapi tidak sembuh, tidak akan rugi sebab akan
menjadi amal. Ikhtiar saja.
Kelima, Sabar untuk berniat
sembuh dan punya niat untuk beribadah. Milikilah tekad untuk mengisi rasa sehat
yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah. Jangan sampai tidak punya
visi tentang bagaimana menggunakan Kesehatan.
Sumber tulisan: Manajemen
Qolbu karya KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym)
0 komentar:
Posting Komentar