Ramadhan 1446 H hari kedelapan
“Dan
Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan,
jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar”. (Al Baqarah : 155)
Siapa yang tak takut miskin? Siapa yang
tidak takut kekurangan? Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara
ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu tempat.
Ditandai dengan ketidakmampuan memenuhi pangan, sandang dan papan. Miskinnya
orang desa dengan orang kota berbeda.
Siapa yang tidak takut musibah? Semua
orang pasti akan menghindari musibah. Tak seorangpun dapat mencegah datangnya
musibah. Tidak juga teknologi canggih yang akan menghindari musibah. Tidak ada
satu ilmupun yang akan mampu mengetahui kapan saat datangnya musibah.
Siapa yang tidak takut mati? Mati
ataupun meninggal ditakuti oleh siapapun. Laki atau perempuan, tua ataupun
muda, yang kaya maupun miskin. Sebagian orang sangat takut dengan kematian.
Bayangan mereka, bahwa kematian adalah peristiwa yang menakutkan dan tragis.
Imam Ghazali mengatakan bahwa manusia takut mati karena ia ingin
bersenang-senang dan menikmati hidup ini lebih lama. Manusia takut berpisah
dengan orang-orang yang dicintai, termasuk harta dan kekayaannya.
Kemiskinan (kekurangan), Musibah dan
Kematian pasti akan dialami oleh setiap orang, sebagaimana janji Allah swt
dalam surat Al Baqarah : 155, di atas. Namun Allah membesarkan hati bagi orang
yang sabar. Ayat inilah sebagai pembatas yang sangat jelas antara orang yang
beriman dan kufur. Orang yang beriman akan taat dan tunduk pada keputusan Allah
swt. Sebaliknya, bagi yang tak beriman akan menentang dan menuduh dengan dalih
tidak adil.
Kemiskinan tidak hanya berupa harta
benda. Miskin dapat juga berupa iman, ilmu dan amal. Kekurangan intelektual
pada manusia lebih berbahaya, karena dapat menjurus pada perilaku kesombongan,
keserakahan dan kedloliman. Orang yang tidak bersyukur, tidak akan pernah
merasa cukup. Hanya orang bersyukur yang merasa selalu kekurangan dalam hal
iman, ilmu dan amal. Mereka tidak akan menyia-nyiakan waktu sedetikpun untuk
mendapatkan yang lebih baik.
Mengurangi kesakitan akibat musibah
yang menimpa, seseorang hanya mampu berdo’a. Kesabaran hanya dapat dibangun
dengan pondasi do’a dan mampu mengambil hikmah (ibrah). Musibah, dalam al
Qur’an dapat dkatagorikan menjadi empat bagian, yaitu : ujian bagi keimanan dan
kesabaran seseorang, pengampunan dosa, pembalasan atas kesalahan dan sebagai
obat atas penyakit yang diderita.
Hanya Allah swt yang memberi kehidupan.
Allah yang memberi nyawa seseorang. Allah pulalah yang mencabutnya. Kematian
semua makhluk-Nya pasti diketahui Allah. Kapan, dimana dan dengan cara apa
kematian akan menimpa seseorang, hanya Allah yang mengetahui. Manusia,
selayaknya mempersiapkan diri menuju pertemuan yang agung ini.
0 komentar:
Posting Komentar