Ramadhan tahun 1446 H hari keduapuluh
“Kebanyakan
manusia itu suka tergesa-gesa,” (Al-Isra’: 11)
“Dunia ini semakin maju dan
mudah,” kata Lukman. Karena dimanjakan dengan kemudahan teknologi.
“Semakin malas” kata Kasno.
Teknologi kadang membuat
manusia menjadi semakin malas bergerak, banyak hal dilakukan oleh mesin, yang
kadang juga membawa sifat individualis.
Masakan dan minuman pun tak
luput dari pengaruh serba instan ini. Masakan fast food dengan mudah bisa kita
temui, dari yang harus merogoh kocek dengan tebal hingga yang lesehan. Bumbu
masakan bukan lagi persoalan bagi ibu-ibu rumah tangga yang enggan jarinya
menguning lantaran mengucek kunyit dan jahe. Sebab, kini sudah tersedia bumbu
masakan instan.
Perilaku Sebagian orang
yang suka mencari jalan pintas dalam mencari kekayaan, pangkat, dan kedudukan,
akhir-akhir ini sudah menjadi hal yang biasa. Mereka tak lagi mengindahkan
norma-norma dan aturan kesusilaan yang ada dan menghalalkan segala cara. Semua
yang mereka kehendaki bisa diatur lewat kolusi, konspirasi, atau korupsi.
Begitulah, semua yang
mereka lakukan hanyalah didasari oleh pertimbangan bisnis belaka, yang hanya
menghitung untung dan rugi, tanpa memperhitungkan norma-norma agama.
Banyak kita temui dalam
kehidupan kita sehari-hari, bagaimana runtuhnya orang-orang memilih jlan yang
instan, sebagaimana terpuruknya mereka yang lupa diri, lebih mementingkan dunia
dan melupakan Allah. Secara bertahap, hantaman demi hantaman menerpa perekonomian
mereka. Mereka semula hidup dalam kemewahan, perlahan-lahan bergerak ke bawah.
Satu persatu asetnya dijual untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hutang kepada
pihak ketiga semakin menumpuk, akibat konsumerisme dan gaya hidup yang tidak
bisa dihindarkan. Atau bisa jadi tidak ada masalah dengan perekonomian mereka,
tetapi ada hal-hal lain yang menimpa kehidupan mereka, seperti penyakit
jasmani, stroke, jantung, kencing manis dan lain sebagainya. Penyakit-penyakit
tersebut pada akhirnya membuat mereka tidak bisa merasakan kenikmatan dunia
yang ada dalam genggamannya. Oleh sang pencipta, kemampuan panca indera untuk
merasakan kenikmatan dicabut dari mereka.
Kesuksesan akibat jalan
pintas, kezaliman dan kemaksiatan, tidak akan abadi dan tidak akan langgeng.
Kesuksesan itu hanyalah fatamorgana yang semu. Belum lagi ajal tiba, akibat
buruk sudah ada yang diperlihatkan kepada mereka. Biasanya, mereka baru sadar
setelah merasakan akibat perbuatannya, kemudian berteriak-teriak mencari Allah,
Tuhannya yang selama ini mereka durhakai.
“Dan sesungguhnya Kami
benar-benar kuasa untuk memperlihatkan kepadamu apa yang Kami ancamkan kepada
mereka”. Al-Mu’minun
: 95
Disarikan dari buku Mencari
Tuhan yang Hilang karya Ust. Yusuf Mansur.
0 komentar:
Posting Komentar