Ramadhan tahun 1446 H hari
ketigabelas
Dalam upaya mendewasakan
diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana
menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan
baik dan benar. Sebagimana yang disabdakan Rasulullah saw. “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam”. HR
Bukhari.
Jenis-jenis diam
Sesungguhnya diam itu
sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas,
tapia da pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada
niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa
kita lihat jenis-jenis diam.
Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang
tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu
pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan
ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada
memaksakan diri bicara sok tahu.
Diam Malas
Diam jenis ini merupakan
keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan
berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.
Diam Sombong
Ini pun termasuk diam
negative karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak
bicara tidak selevel dengannya
Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat
karena dia diam untuk mencelakkan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan
kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.
Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya
ada pula buruknya, baiknya adalah dia lebih terpelihara dari perkataan keji
yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan
untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya.
Diam Utama
Yang dimaksud diam diutamakan
adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan
keyakinan bahwa enggan bersikap menahan
diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besar disbanding dengan bicara.
Sumber tulisan: Manajemen
Qolbu karya KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym)
0 komentar:
Posting Komentar