Ramadhan tahun 1446 H hari keduabelas
Pada suatu Ketika para
sahabat sedang duduk di hadapan Rasulullah. Tiba-tiba datang seorang lelaki
dari kalangan Bani Salamah. Dia langsung mengajukan pertanyaan “Ya
Rasulullah, apakah sesudah kedua orangtuaku meninggal dunia, masih ada sisa
bakti yang dapat aku persembahkan kepadanya?” Jawab Rasulullah : “Ya,
masih ada. Yakni dengan mengirim doa dan memohonkan ampunan. Menepati janji dan
nadzar yang pernah diikrarkan kedua orangtua, memelihara hubungansilaturahmi
serta memuliakan kawan kedua orangtuamu”. Demikian Imam Abu Dawud, Ibnu Majah,
dan Ibnu Hibban memberikan keterangan dalam kitab shahihnya bersumber dari Abu
Asid Malik bin Rabi’ah Ash-Sha’idi.
Rasulullah menegaskan,
bahwa barangsiapa menziarahi kubur kedua orangtua atau salah satu diantaranya
pada setiap hari (terutama) Jum’at, maka dia memperoleh ampunan dosa dan
dicatata sebagai orang yang berbakti kepadanya.
Nilai yang sangat fundamental ini, kini banyak dilupakan orang. Terlebih manusia modern yang sudah terbius oleh oleh laju berkembangnya teknologi dan budaya non Islami. Akibatnya, hidup mereka dilanda kegelisahan. Bahkan yang sangat tragis lagi, ada orang modern yang sama sekali tidak mengetahui di mana orangtuanya dikuburkan. Berarti pelaksanaan birrul walidain terdapat nilai yang kurang.
Merupakan birrul walidain saat orangtua telah meninggal adalah menyambung silaturahmi dengan sanak kerabat dan sahabat orangtua. Mereka itu, dulu yang pernah bersahabat dalam suka dan duka, bahkan mungkin mereka berjuang bersama untuk mewujudkan cita-cita.
Disamping menyambung tali
persudaraan dengan teman-teman kedua orangtua, bentuk birrul walidain yang lain
adalah memuliakan anak kerabat dan kenalannya. Meneruskan perjanjian yang mulia
dengan mereka.
Disarikan dari : Kewajiban
Timbal Balik Orangtua-Anak karya “ A. Mudjab Mahalli.
0 komentar:
Posting Komentar