Ramadhan tahun 1446 H hari keduapuluh satu
Rasulullah telah bersabda :
”Demi Dzat yang jiwaku dalam kuasa-Nya, kaliantak
akan masuk surga sebelum kalian beriman, dan kalian belum dianggap beriman
sebelum satu sama lain saling mencintai dan mengasihi.”
Cinta kasih adalah ruh kehidupan dan pilar bagi
lestarinya umat manusia. Apabila kekuatan gaya grafitasi dapat menahan bumi dan
bintang-bintang dari saling bertumbukan dan runtuh, maka perasaan cinta kasih
itulah yang menjadi kekuatan penahan dari terjadinya perbenturan antar manusia
yang menjadikan kehancuran. Inilah cinta kasih yang kemanfaatannya telah
diketahui oleh umat manusia, sehingga lahirlah ucapan “seandainya cinta dan
kasih sayang itu telah berpengaruh dalam kehidupan maka manusia tak lagi
memerlukan keadilan dan undang-undang”.
Cinta adalah satu-satunya mutiara yang dapat
memberikan keamana, ketentraman, dan kedamaian. Kita mencintai segala sesuatu
dan segenap manusia, bahkan mencintai kesulitan dan rintangan, sebagaimana kita
mencintai nikmat dan kesenangan. Rintangan justru menumbuhkan semangat dan
kekuatan untuk mengatasinya, sehingga jiwa bangkit dan bergerak dengan penuh
gelora. Nikmat dan kesenangan adalah ibarat angin yang dapat mendinginkan dan
melembutkan panasnya medan perjuangan.
Sebagai seorang mukmin, memiliki pandangan yang
tajam terhadap rahasia kejadian alam. Maka dia mencintai Allah yang memberikan
kehidupan. Dia mencintai Allah, sebagai manusia yang mencintai keindahan,
karena telah dilihatnya ciptaan Allah itu penuh keindahan dan serba teratur. ”Yang
membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sebaik-baiknya.” As-Sajdah
32: 7.
Orang Mukmin mencintai Allah sepenuh hati, melebihi
cinta manusia kepada kedua orang tuanya, kepada anaknya, bahkan kepada dirinya
sendiri. Dia pun mencintai apa yang datang dari Allah dan apa apa saja yang
dicintai-Nya. Dia cinta berpindah dari kegelapan kepada cahaya terang. Dia
mencintai Nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh bangsa. Dia mencintai
orang-orang saleh, yakni yang mencintai Allah dan Allah cinta kepada mereka.
Di antara buah perasaan cinta kasih yang tumbuh
dari keimanan dalam hati orang mukmin ialah bebas dari perasaan dengki dan
dendam. Benih-benih kedengkian menjadi sirna oleh cahaya iman. Maka di
sepanjang waktu jiwa orang yang benar-benar beriman senantiasa bersih dan suci,
dan senantiasa berdoa.
Disarikan dari buku : Merasakan Kehadiran Tuhan karya Dr. Yusuf Qardhawi.
0 komentar:
Posting Komentar