Senin, 19 Mei 2025

Published Mei 19, 2025 by with 0 comment

Negosiasi

 

Sebagai seorang organisatoris, tentu kemampuan retorika, diplomasi bukanlah barang asing. Bahkan seorang organisatoris persoalan manajemen sudah pekerjaan setiap saat. Bagian dari sebuah organisasi yang besar, tentu memiliki relasi yang banyak dan kuat. Ini tak lain karena tata pergaulannya yang dapat diterima oleh orang lain. Namun tidak semua orang dapat melakukan negosiasi.

Setiap saat, manakala kita berkomunikasi dengan orang lain, hampir dapat dipastikan memiliki kandungan negoisasi.Tawar menawar. Dialog yang hendak dibangun mempunyai tujuan “win-win solution”. Karena semuanya ingin puas. Tak ada yang direndahkan.

Meskipun setiap saat kita berunding, namun ada baiknya tips berikut ini dapat dijadikan referensi atau wawasan agar supaya negoisasi berjalansukses. Menang semuanya.

1. Persiapan. Setiap orang yang berpidato, pasti dipilah menjadi tiga bagian besar. Pertama pembukaan, kedua isi dan dilanjutkan penutup atau kesimpulan. Jadi bagian yang utama dari pidato adalah isi.

Negoisasi berbeda. Bagian utamanya justru di depan yang merupakan kerangka atu persiapan. Karena di wilayah ini, hasil dan tujuan negoisasi ditetapkan. Tidak heran, untuk melakukan negosiasi perlu persiapan yang matang agar memperoleh hasil yang baik. Demikian pula dari pihak orang lain akan mendapatkan nilai-nilai yang pantas.

2. Tahap berbagi. Periode berbagi ini sebagai akibat dari jalannya negoisasi. Orang yang telah berpengalaman dalam bernegosiasi, ia akan membuka dengan kalimat-kalimat yang disukai oleh lawan bicara. Dengan menyanjung, memberi apresiasi terhadap lawan, berarti negoisasi telah berjalan separonya. Orang lain akan segan manakala diperlakukan sebagai manusia yang memiliki harga diri. 

3. Tawar menawar. Setelah pembukaan negoisasi berjalan dengan baik, saatnya kita membuka yang setulus-tulusnya maksud dan tujuan melakukan negosiasi. Tahapan ini akan diraih secara bersama-sama win-win solution. Kita tidak perlu pelit terhadap informasi, sebaliknya tidak terlalu memberi informasi yang berlebihan. Intinya balance.

4. Penutup dan komitmen. Setelah tawar menawar dalam bentuk jadi, muncullah komitmen bersama. Hasil perundingan sebagai perjanjian terikat, satu dengan yang lainnya menghormati itikad bersama. Andai salah satu yang mengingkari dari perjanjian itu, mungkin tidak ada kepercayan kepada orang itu. Kalau di media sosial, mengingkari perjanjian akan dikebiri olah orang lain. Meskipun pejabat pusat.


      edit

0 komentar:

Posting Komentar