Ramadhan tahun 1446 H hari pertama
Bagaimana cara mengetahui kualitas kepemimpinan kita sendiri? Pertanyaan
ini adalah termasuk yang paling sering saya dapatkan dalam diskusi mengenai
kepemim-pinan di berbagai kesempatan.
Untuk bisa mengukur kualitas kepemimpinan Anda tak perlu teori yang susah-susah.
Lihat saja apa yang selalu Anda lakukan bila Anda sedang marah! Mengapa
demikian? Inti kepemimpinan adalah pengendalian diri. Dalam kungfu dikatakan
bahwa rahasia menguasai orang lain adalah menguasai diri sendiri. Penguasaan
diri juga merupakan rahasia kemenangan para Musashi dalam memainkan pedangnya.
Sekembalinya dari perang dahsyat, Nabi Muhammad mengatakan, “Kita baru
kembali dari peperangan kecil menuju peperangan yang jauh lebih besar, yaitu
perang melawan diri sendiri.” Seorang filsuf, David O. Mackay mengatakan, “The
Greatest battles of life is fought daily in the silent chamber of soul.”
Peperangan paling dahsyat dalam kehidupan kita adalah pertarungan setiap hari
dalam relung-relung sunyi jiwa kita.
Masalahnya, ujian bagi pengendalian diri tidak akan kita dapatkan dalam
situasi yang tenang dan damai. Dalam situasi yang tenang semua orang pasti
dapat mengendalikan diri. Namun tidak demikian halnya dalam situasi-situasi
yang sulit dan melibatkan emosi. Berbeda dengan emosi-emosi lainnya seperti
sedih, kecewa, dan gelisah, marah merupakan emosi yang paling sulit
dikendalikan.
Kemarahan selalu mengandung letupan-letupan emosi dan “gairah”
tersendiri untuk melampiaskannya. Marah adalah emosi yang aktif, yang selalu
mendorong orang untuk melakukan tindakan. Ini berbeda dengan emosi negatif
lainnya yang cenderung pasif. Kemarahan yang memuncak bisa menjadi sumber
malapetaka, karena saat emosi bermain, pikiran kita tak lagi berfungsi dengan
baik. Kesadaran kita pun akan jauh menurun. Ini tentunya kondisi yang amat
berbahaya karena kita bisa saja melakukan sesuatu yang irasional yang akan amat
kita sesali di kemudian hari.
Kemarahan yang memuncak amatlah berbahaya karena kita bisa kehilangan
satu milik kita yang paling berharga, yaitu pilihan (choice). Saat marah seakan-akan kita hanya punya satu
pilihan yaitu membalas! Pilihan-pilihan lain seolah tertutup. Dan hasilnya
hanya satu: Penyesalan yang tak berkesudahan. Kemarahan yang tak terkendali
memang amat berbahaya. Di kantor, Anda dituduh korupsi dan diserang dengan
berbagai cara sampai Anda marah. Lama-lama batas kesabaran Anda habis. Anda
memaki-maki dan memukul orang tersebut. Dan, Anda langsung dipecat. Orang tak
perlu tahu apakah Anda terbukti korupsi atau tidak. Yang penting faktanya: Anda
memukul orang, dan itu melanggar peraturan di kantor.
Sumber tulisan: Arvan
Pradiansyah dalam Life is Beautiful.
0 komentar:
Posting Komentar