Minggu, 23 Februari 2025

Published Februari 23, 2025 by with 0 comment

Resiko Hukuman

 

oleh : Dr. Khoiruddin Bashori

Penggunaan hukuman sebagai metode untuk mengoreksi atau mengubah perilaku sering kali menghasilkan efek samping negatif—khususnya luka emosional dan psikologis—yang justru menghambat perkembangan perilaku positif dalam jangka panjang. Pendekatan ini cenderung membuat individu lebih fokus pada upaya menghindari rasa sakit atau konsekuensi negatif daripada memahami alasan dan manfaat dari perilaku yang diharapkan. Akibatnya, alih-alih belajar mengatur diri secara positif, individu justru merasa tertekan, takut, atau bahkan malu, sehingga menurunkan motivasi intrinsik untuk berubah.

Hukuman yang berlebihan atau tidak tepat sasaran dapat menimbulkan luka emosional, seperti rasa malu dan rendah diri. Sering mendapatkan hukuman dapat membuat seseorang merasa tidak berharga atau selalu salah, yang mengganggu pembentukan citra diri yang sehat. Pengalaman hukuman yang menyakitkan juga dapat menimbulkan kecemasan yang berkelanjutan, sehingga individu selalu dalam kondisi was-was dan takut membuat kesalahan. Hukuman bahkan dapat memicu perasaan dendam atau kemarahan, yang berpotensi merusak hubungan interpersonal dan menimbulkan konflik internal.

Psikologi modern banyak mendukung pendekatan penguatan positif daripada hukuman. Dengan memberikan pujian, penghargaan, atau dukungan ketika perilaku yang diinginkan muncul, individu akan lebih termotivasi untuk mengulang perilaku tersebut. Penguatan positif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri, mendorong pembelajaran internal dan pemahaman konsekuensi positif dari tindakan, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kemandirian, tanpa rasa takut atau tekanan yang berlebihan.

Penggunaan hukuman secara terus-menerus dapat mengakumulasi luka psikologis yang mendalam. Luka ini tidak hanya menghambat kemampuan individu untuk belajar dari kesalahan, tetapi juga dapat memicu gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan masalah hubungan interpersonal. Di sisi lain, strategi pengembangan perilaku yang mendukung pembelajaran dan perbaikan diri cenderung menghasilkan perubahan yang lebih berkelanjutan dan positif.

Strategi yang efektif untuk mengarahkan perilaku adalah dengan mengajarkan individu untuk memahami konsekuensi dari tindakan dan mengembangkan mekanisme pengaturan diri (self-regulation). Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi dan mengelola emosi secara mandiri, mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menumbuhkan rasa tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri tanpa selalu bergantung pada ancaman hukuman.

      edit

0 komentar:

Posting Komentar