oleh : Dr. Khoiruddin Bashori
Penggunaan hukuman sebagai
metode untuk mengoreksi atau mengubah perilaku sering kali menghasilkan efek
samping negatif—khususnya luka emosional dan psikologis—yang justru menghambat
perkembangan perilaku positif dalam jangka panjang. Pendekatan ini cenderung
membuat individu lebih fokus pada upaya menghindari rasa sakit atau konsekuensi
negatif daripada memahami alasan dan manfaat dari perilaku yang diharapkan.
Akibatnya, alih-alih belajar mengatur diri secara positif, individu justru
merasa tertekan, takut, atau bahkan malu, sehingga menurunkan motivasi
intrinsik untuk berubah.
Hukuman yang berlebihan atau
tidak tepat sasaran dapat menimbulkan luka emosional, seperti rasa malu dan
rendah diri. Sering mendapatkan hukuman dapat membuat seseorang merasa tidak
berharga atau selalu salah, yang mengganggu pembentukan citra diri yang sehat.
Pengalaman hukuman yang menyakitkan juga dapat menimbulkan kecemasan yang
berkelanjutan, sehingga individu selalu dalam kondisi was-was dan takut membuat
kesalahan. Hukuman bahkan dapat memicu perasaan dendam atau kemarahan, yang
berpotensi merusak hubungan interpersonal dan menimbulkan konflik internal.
Psikologi modern banyak
mendukung pendekatan penguatan positif daripada hukuman. Dengan memberikan
pujian, penghargaan, atau dukungan ketika perilaku yang diinginkan muncul,
individu akan lebih termotivasi untuk mengulang perilaku tersebut. Penguatan
positif dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri, mendorong pembelajaran
internal dan pemahaman konsekuensi positif dari tindakan, menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kemandirian, tanpa rasa takut atau
tekanan yang berlebihan.
Penggunaan hukuman secara
terus-menerus dapat mengakumulasi luka psikologis yang mendalam. Luka ini tidak
hanya menghambat kemampuan individu untuk belajar dari kesalahan, tetapi juga
dapat memicu gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan masalah hubungan
interpersonal. Di sisi lain, strategi pengembangan perilaku yang mendukung
pembelajaran dan perbaikan diri cenderung menghasilkan perubahan yang lebih
berkelanjutan dan positif.
Strategi yang efektif untuk
mengarahkan perilaku adalah dengan mengajarkan individu untuk memahami
konsekuensi dari tindakan dan mengembangkan mekanisme pengaturan diri (self-regulation).
Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi dan mengelola emosi secara
mandiri, mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menumbuhkan
rasa tanggung jawab atas perilaku mereka sendiri tanpa selalu bergantung pada
ancaman hukuman.
0 komentar:
Posting Komentar