oleh : AMK Affandi
Saat masih aktif sekolah maupun kuliah, saya kadang mengikuti training yang diselenggarakan oleh sekolah/perguruan tinggi ataupun yang diselenggarakan oleh kakak tingkat. Jenis training bermacam-macam, mulai dari doktrin agama sampai training peningkatan kualitas diri. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan diluar jam kuliah. Karena kegiatan semacam ini dianggap masih merupakan ekstra kurikuler, walaupun sekarang kegiatan siswa/mahasiswa sudah masuk dalam kurikulum resmi, namun pengembangannya terus diperlebar.
Banyak ragam kegiatan. Saya
tertarik dengan manajemen. Sebab menurut saya manajemen berarti menata. Dapat
juga berupa mengelola pribadi, ataupun menata oraganisasi.
Pada saat mengikuti pelatihan
manajemen, saya tertarik pada istilah POAC. Istilah ini merupakan singkatan
dari P = programming, O = organizing, A = administrasi dan C =
controlling. Dikatakan oleh instruktur maupun pembicara bahwa jika kalian ingin
melaksanakan sebuah aktifitas (sendirian maupun berkelompok), dan supaya tujuan
dapat dicapai maka gunakanlah rumus POAC.
Programming. Segala sesuatu harus diprogam
atau direncanakan. Jangan asal jalan. Dengan perancanaan yang tepat dan
terukur, maka sebanarnya Anda sudah menempuh setengah perjalanan.
Organizing. Setelah program ditentukan,
segeralah mengatur strategi dan menyiapkan sarana penunjang. Bila kegiatan yang
akan ditempuh mengharuskan dengan rekan, maka bagilah tugas dengan kawannya.
Pembagian tugas pekerjaan disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki. Dengan
demikian pekerjaan tidak berat dipikul sendiri, sebab masing-masing telah
memperoleh tugasnya.
Administrasi. Perencanaan dan
pengorganisasian saja tidaklah cukup. Perlu ada sebuah sarana untuk
menghubungkan dua indikator itu, yaitu administrasi. Pencatatan, adalah kamus
yang berisi kesepakatan dalam pembagian tugas. Kegiatan yang memakan waktu lama
dan melibatkan banyak orang, catatan menjadi sumber dan alat rujukan dalam
setiap langkah.
Controlling. Setelah setapak jalan
terlaksana, perlu ada control atau evaluasi agar tapak berikutnya berjalan
dengan efektif dan efisien. Sistim control berlaku untuk individual maupun
kelompok. Dengan melakukan control secara rutin, diharapkan aktifitas akan
berjalan sesuai dengan yang diprogramkan.
Sayang seribu sayang, indikator
control masih menjadi anak tiri dari empat kaki sebuah bangunan yang bernama “manajemen
peningkatan”.
Kita senang sekali membuat
program, membentuk kepanitiaan, membuat planning sampai pada kegiatannya sampai
begitu mendetail. Namun begitu aktifitas usia, fungsi control/evaluasi menjadi
makhluk hantu yang ditakuti. Mungkin diantara kita paling malas kalau membuat
laporan. Kalaupun laporan dibuat, masih sebatas pada kewajiban laporan
tertulis, dibaca awalnya dan kesimpulannya terus ditumpuk dengan dokumen yang
lain. Saat tahun berikutnya menyelenggarakan lagi, kita buat panitia lagi,
program lagi, tak pernah sedikitpun menengok evaluasi kegiatan yang lalu.
0 komentar:
Posting Komentar