Oleh: Muhammad Khairul Safa’at
Pernahkah pembaca mendengar metode brainstorming dalam sebuah proses pembelajaran? Iya, brainstorming merupakan salah satu metode pembelajaran berbentuk
penggalian ide kreatif atas suatu permasalahan nyata, dengan cara berdiskusi
untuk menghasilkan gagasan. Pada proses pembelajaran, metode ini dapat
meningkatkan antusiasme siswa dan mengajarkan untuk berpikir solutif kreatif. Brainstorming cocok diterapkan pada seluruh mata pelajaran sekolah, terlebih
pada pembelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) jenjang
SMA.
Saya mencoba menuliskan pengalaman dalam
penerapan metode ini. Metode brainstorming saya terapkan pada pembelajaran
Ismuba mapel Aqidah Akhlak di kelas X. Metode ini secara garis besar saya
terapkan melalui tiga langkah yang akan saya uraikan agar pembaca memiliki
gambaran. Langkah pertama adalah penggalian ide secara individu. Pada
proses ini, siswa diminta menjawab secara individu beberapa pertanyaan tentang
suatu permasalahan yang hangat diperbincangkan hari ini pada selembar kertas.
Jawaban tidak boleh sama dengan siswa lain dan harus berdasarkan pemikiran ide
sendiri. Contoh pertanyaan dimaksud sebagai berikut:
Masalah bullying menjadi pembahasan yang serius di sekolah manapun, termasuk
di SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, Solo. Masalah ini terus
berkembang sampai muncul istilah baru cyberbullying (perundungan di dunia maya).
Menurut kamu, sebagai pelajar Muhammadiyah yang berkarakter cerdas, apa saja
penyebab cyberbullying? Bagaimana usaha kamu mengurangi, bahkan
menghilangkan cyberbullying di sekolah?
Setelah
langkah penggalian ide, siswa melakukan diskusi kelompok. Siswa dalam satu
kelas yang sudah menulis jawaban masing-masing, dibagi menjadi lima kelompok,
terdiri dari tiga kelompok putri dan dua kelompok putra. Setiap siswa
dalam satu kelompok diminta berdiskusi dan membandingkan jawaban masing-masing,
kemudian menentukan jawaban terbaik dari pertanyaan yang telah ditanyakan di
awal. Proses pencarian jawaban terbaik bisa dengan cara memilih satu diantara
sekian jawaban dalam satu kelompok, atau menggabungkan 2 ide jawaban.
Memberikan Masukan
Langkah ketiga adalah siswa melakukan
presentasi. Perwakilan setiap kelompok, mempresentasikan jawaban di depan kelas
dan disimak oleh siswa lain. Dalam proses ini, siswa lain diperbolehkan memberi
masukan atau saran terkait presentasi temannya. Dengan metode ini, saya
merasakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa menjadi lebih aktif dan
kreatif. Permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, akan dicari solusi
penyelesaiannya oleh siswa. Ini mendorong siswa menjadi problem solver dalam
menghadapi masalah di sekitar.
Saya juga bertanya kepada siswa dalam proses
refleksi pembelajaran. Salah satu siswa menyatakan metode belajar seperti ini
sangat seru, membuat suasana kelas menjadi aktif berdiskusi. Metode brainstorming mendorong
siswa berdiskusi dan memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama.
Demikian catatan refleksi metode pembelajaran yang saya lakukan dalam proses
pembelajaran di kelas.
Semoga
bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
adalah guru Ismuba SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Solo.
Sumber tulisan : https://muhammadiyahsolo.com/20240116/brainstorming-praktik-pembelajaran-problem-solving-4966
0 komentar:
Posting Komentar