Salah satu krisis kepemimpinan dalam berbangsa dan bernegara, adalah munculnya Dekrit Presiden yang lahir pada 5 Juli 1959. Ditengah situasi yang tidak menentu, dan masa demokrasi terpimpin, serta adanya dorongan untuk menguasai negara dari golongan tertentu, maka Muhammadiyah mawas diri.
Ditengah pusara politik yang tidak yang
membabi buta, dan Muhammadiyah sedikit banyak larut dari perputaran politik
itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memanggil seluruh unsur pimpinan dan putra
terbaiknya untuk melakukan evaluasi. Bertempat di Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta, KH Fakih Usman dalam pidatonya, menanyakan kepada
hadirin, Apakah Muhammadiyah itu?
Setalah terjadi diskusi, dan menelusuri gerak
Muhammadiyah, apakah sudah sesuai dengan amanat KH Ahmad Dahlan, maka muncullah
sebuah rumusan Kepribadian Muhammadiyah. Hasil kesimpulan ini dibawa ke
Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962, dan disahkan sebagai salah
satu landasan bermuhammadiyah.
Dari beberapa sendi-sendi dalam Muhammadiyah,
maka dapat kita katagorikan menjadi tiga gerakan.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
Kelahiran Muhammadiyah, tidak lain karena
diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran al Qur’an. Segala yang
dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran,
kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat
dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam.
Muhammadiyah sebagai gerakan da’wah amar
ma’ruf nahi munkar
Amar ma’ruf nahi munkar
artinya adalah mengajak dalam hal kebaikan dan mencegah kemungkaran atau
kejahatan. Kalimat tersebut mengacu pada perintah untuk setiap muslim, baik
sebagai individu atau kelompok, dalam hal dakwah. Dengan kata lain, Amar ma’ruf
nahi munkar artinya adalah perintah bagi setiap muslim untuk berdakwah, yakni
mengajak sesamanya untuk berbuat baik dan menghindari kemungkaran.
Muhammadiyah sebagai gerakan
dakwah
Kelahiran Muhammadiyah tidak dapat lepas dari
surat
Ali Imran, ayat: 104. Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar
perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar
dengan masyarakat sebagai medan juangnya.
Semua
amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi
dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal,
yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.
0 komentar:
Posting Komentar