Minggu, 06 Oktober 2024

Published Oktober 06, 2024 by with 0 comment

Muhammadiyah sebagai sebuah Gerakan

 


Salah satu krisis kepemimpinan dalam berbangsa dan bernegara, adalah munculnya Dekrit Presiden yang lahir pada 5 Juli 1959. Ditengah situasi yang tidak menentu, dan masa demokrasi terpimpin, serta adanya dorongan untuk menguasai negara dari golongan tertentu, maka Muhammadiyah mawas diri.

Ditengah pusara politik yang tidak yang membabi buta, dan Muhammadiyah sedikit banyak larut dari perputaran politik itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memanggil seluruh unsur pimpinan dan putra terbaiknya untuk melakukan evaluasi. Bertempat di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, KH Fakih Usman dalam pidatonya, menanyakan kepada hadirin, Apakah Muhammadiyah itu?

Setalah terjadi diskusi, dan menelusuri gerak Muhammadiyah, apakah sudah sesuai dengan amanat KH Ahmad Dahlan, maka muncullah sebuah rumusan Kepribadian Muhammadiyah. Hasil kesimpulan ini dibawa ke Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962, dan disahkan sebagai salah satu landasan bermuhammadiyah.

Dari beberapa sendi-sendi dalam Muhammadiyah, maka dapat kita katagorikan menjadi tiga gerakan.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Kelahiran Muhammadiyah, tidak lain karena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran al Qur’an. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam.

Muhammadiyah sebagai gerakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar

Amar ma’ruf nahi munkar artinya adalah mengajak dalam hal kebaikan dan mencegah kemungkaran atau kejahatan. Kalimat tersebut mengacu pada perintah untuk setiap muslim, baik sebagai individu atau kelompok, dalam hal dakwah. Dengan kata lain, Amar ma’ruf nahi munkar artinya adalah perintah bagi setiap muslim untuk berdakwah, yakni mengajak sesamanya untuk berbuat baik dan menghindari kemungkaran.

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah

Kelahiran Muhammadiyah tidak dapat lepas dari surat Ali Imran, ayat: 104. Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.

Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.

      edit

0 komentar:

Posting Komentar