Selasa, 29 Oktober 2024

Published Oktober 29, 2024 by with 1 comment

Sejarah Lazismu



Merunut sejarah, munculnya Lazismu, bukan dari tahun 2002. Lazismu sudah ada sejak Indonesia belum merdeka, tepatnya pada tanggal 25 - 27 September 1942. Pengelolaan zakat ataupun infaq yang dikelola oleh Muhammadiyah, ternyata bukan hanya sekedar menerima dan membagi. Pengurus Besar Muhammadiyah memberi instruksi kepada Cabang (tertulis Tjabang) dan Ranting untuk mengelola dengan sebaik-baiknya.

Terciptanya kehidupan sosial yang proporsional, bagi Muhammadiyah merupakan salah satu lorongnya. Akan terasa gelap dan pengap bila ketimpangan sosial masih melanda di masyarakat. Mengelola zakat harus diusahakan serapi mungkin dan transparan. Karena salah satu unsur kepercayaan dari masyarakat adalah sirkulasi zakat yang jelas. 

Kami nukilkan. “Silahkan Tjabang dan Ranting, memeriksa anggauta Muhammadijah jang tertulis dalam buku-anggauta. Berapakah jang masih dapat mendjalankan Zakat dan beberapa pula jang belum kuat mendjalankannya… Tundjukkan djalan kemampuan, dan berilah andjuran dengan gerakan jang dapat mel;atih mereka jang belum dapat memenuhi kewadjiban Zakat itu. Begitu djuga kepada anak-anak kita supaya dilatih pula berzakat, dari wangnjya jang masih sedikit itu, sehingga besarnya kelak dapat memenuhi kewadjiban berzakat dengan sesungguhnya.” Kutipan tersebut hasil sidang Majlis Tarjih Muhammadiyah pertama pada tanggal 14-16 Ramadhan 1361 atau tanggal 25 - 27 September 1942.

Muhammadiyah mendorong kepada para anggota atau warganya untuk “menggembirakan“ zakat. Karena di dalam harta yang diperoleh ada hak untuk orang lain. Berzakat bukan saja menjadi keharusan karena perintah agama, melainkan harus menjadi kebutuhan manusia sebagai makhluk yang hidup secara kolektif. 

Menurut Muhammadiyah, bahwa zakat merupakan sebuah gerakan yang terorganisir, tertata rapi, tidak seketika. Dokumen lain, kami nukilkan “Tjabang dan Ranting memeriksa anggauta Muhammadiyah jang tertulis dalam buku-anggauta.” Kalimat ini menunjukan bahwa zakat bukan hanya sekedar beramal saleh, namun juga berorganisasi, yang memerlukan kecakapan, kerapian, ketelitian dan kewaspadaan. Catat-mencatat adalah salah satu inti dari pengelolaan zakat. 


Read More
      edit

Sabtu, 26 Oktober 2024

Published Oktober 26, 2024 by with 0 comment

Cerdas Finansial

 

sumber gambar : https://www.parapuan.co/read/533430722/mandiri-finansial-dan-bebas-finansial-ternyata-tak-sama-ini-perbedaannya#google_vignette

Para milenial identik dengan kelompok yang mudah menghabiskan uang tanpa pertimbangan. Istilah kecerdasan finansial masih perlu disosialisasikan kepada masyarakat karena istilah ini sering juga disebut sebagai finansial literacy yang artinya sebuah kemampuan atau pencapaian kognitif untuk mengambil keputusan tepat terkait sumber keuangan yang ada. Tujuannya adalah untuk mencapai kebebasan finansial dan menyingkirkan segala bentuk kekhawatiran tentang keuangan.

Generasi milenial yang cerdas dia akan mampu untuk mengambil keputusan terkait uang yang dimilikinya sehingga tidak memiliki tren yang ada. Mereka mampu untuk menghitung dengan cermat segala seuatunya dan mampu untuk melihat celah atau peluang yang ada. Cerdas finansial ini sangat penting sekali dimiliki karena akan menghindarkan dari perilaku konsumtif yang tidak mempertimbangkan profit dan benefit yang akan didapatkan.

Cerdas finansial sangat memperhatikan masa-masa paceklik yang akan tiba sewaktu-waktu seperti adanya wabah covid 19 yang kita tidak pernah menahu tentang terjadinya musibah ini. Di Minangkabau ada Lumbung padi yang akan digunakan pada musim paceklik tadi sehingga persediaan padi masih ada di lumbung padi sehingga tidak ada masyarakat yang kelaparan. Usaha sedia payung sebelum hujan ini sangat penting sekali, karena adanya perencanaan yang sangat matang sekali. Ingat masa tua yang tidak bisa dielakkan lagi. Untuk itu generasi milenial yang super keren harus memiliki kecerdasan ini.

Generasi milenial harus melihat peluang-peluang yang tidak diminati orang lain untuk dijadikan peluang usaha. Peluang ini bisa ditangkap dengan menyimak dan mengamati lingkungan sekitar, sehingga rasa peka itu akan tersah jika dilatih secara terus-menerus. Melihat apa saja generasi cerdas melineal akan berpikir peluang apa yang dapat dikembangkan dengan melihat benda tersebut. Generasi milenial akan melihat dengan cerdas peluang itu, contohnya ketika akan membeli rumah suatu saat nanti ia sudah memikirkan ada apa tidak warung dekat rumah tersebut jika ada mereka tidak akan membeli rumah di daerah tersebut. Generrasi milenial akan mencari rumah yang sekiranya tidak ada warung di dekat itu, sehingga ia dapat membuka warung yang akan mendatangkan profit yang tidak terbatas.

Perilaku sederhana yang mendatangkan pemborosan harus dihindari. Seperti membayar listrik tidak tepat waktu, membayar hutang juga tidak sesuai perjanjian. Hal sederhana ini jika ditunda-tunda akan dikenai denda yang harus dibayar, sebenarnya ia mampu untuk membayar tepat waktu, tapi karena punya habit untuk menunda-nunda akhirnya memperbanyak pengeluaran. Ini adalah salah satu perilaku sederhana yang tidak perlu dimiliki oleh generasi milenial.

Sesungguhnya ada kecerdasan finansial yang lebih penting. Kita yang cerdas akan membelanjakan uang lebih efektiv untuk tujuan akhirat kelak. Misalnya daripada membeli jajanan, lebih menguntungkan jika kita masukkan dalam kotak amal. Daripada untuk membeli tas bermerk, lebih baik untuk memberi makan untuk orang miskin. Atau untuk membeayai sekolah anak yatim. Masih banyak lagi contoh lain yang dapat disebutkan. Semoga kita termasuk orang yang cerdas finansial.

Ditulis oleh: Dasril

Read More
      edit

Senin, 21 Oktober 2024

Published Oktober 21, 2024 by with 0 comment

Enam Macam Karamah



Karamah adalah sesuatu yang keluar dari adat kebiasaan, tidak diiringi dengan pengakuan kenabian, dan juga bukan muqaddimah kenabian. Keluar dari adat kebiasaan: menyelisihi yang biasa terjadi dan biasa dialami manusia.

Karamah bertujuan sebagai bantuan, dukungan, dan pertolongan kepada hamba tersebut, atau untuk mengokohkannya dalam keimanan.

Karamah bertujuan sebagai bantuan, dukungan, dan pertolongan kepada hamba tersebut, atau untuk mengokohkannya dalam keimanan. Karamah bisa terjadi dalam urusan agama atau duniawi, Ibnu Taimiyyah mengatakan: Di antara prinsip Ahlus Sunnah adalah mempercayai adanya Karamah para wali dan hal-hal luar biasa yang Allah munculkan pada mereka berupa beraneka ragam ilmu, Mukasyafah/ kemampuan memandang, dan berbagai kemampuan serta pengaruh lainnya. (Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah syarah Al-Harras, hal. 119)

Mukasyafah/ kemampuan memandang seperti yang terjadi pada Sayyidina Umar, ketika itu dalam khutbah Jumatnya di Madinah, ia dapat melihat pasukan perangnya yang dikirim ke Iraq dan saat itu terdesak oleh musuh. Kemudian Umar mengatakan: “Wahai pasukan, ke gunung, ke gunung!” Dan pasukan itupun mendengar ucapan ‘Umar z kemudian ke gunung maka akhirnya selamat.

Karamah yang dimaksudkan di sini adalah pemberian khusus berupa kemuliaan yang dianugerahkan oleh Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya yang telah sampai kepada hadratul quds (pengetahuan tentang kemahasucian zat Allah) dan basathul insi (sampai kepada kesempurnaan sifat-sifat Allah sehingga tak ada yang dipandang oleh jiwanya melainkan Allah belaka), atau kepada orang yang telah bersih jiwa-ruhaninya.

Arti lain Karamah adalah : suatu kejadian yang luar biasa diluar nalar dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seorang wali Allah. Karamah kalau sudah menjadi serapan ke Bahasa Indonesia artinya “keramat”. Namun arti yang lebih luas mencakup menghormati, memuliakan, menjunjung.

Mufatihah  : Dibukakan hatinya, sehingga dalam pandangan kalbunya itu tidak lagi menghubungkan segala peristiwa kepada hukum sebab-akibat, tetapi kepada sebab pertama yaitu Allah. Dengan begitu, dirasakan kepadanya akan kemanisan dan kelezatan iman. Muwajahah : ingatan kalbunya dihadapkan hanya kepada Allah dan untuk mengingat Allah sehingga tak ada lagi dalam ingatannya sesuatupun melainkan Allah belaka, dan Allah menyingkapkan gerbang hatinya hingga kian hari kian menebal imannya serta dibukakannya rahasia-rahasia yang gaib.

Muthala’ah : tersingkap kedalam pengenalannya terhadap dirinya sebagai satu makhluk yang selalu menggantungkan segalanya kepada Sang Pencipta.

Musyahadah  : dikuakkan untuknya pengetahuan hingga sampai ke taraf haqqul yaqin yang tak bercampur dengan faham dan keraguan.

Muhadatsah: Allah memanggil dan menyerukannya dari alam musyahadah dan dari alam malakut sebagai yang terjadi pada diri Nabi Musa a.s. yang bercakap dengan Tuhan.

Mujalasah : Tuhan melimpahkan karunia-Nya dan nikmat-Nya secara tiada henti    

Read More
      edit

Minggu, 20 Oktober 2024

Published Oktober 20, 2024 by with 0 comment

Ayah, Pemberi Cinta Lewat Kata dan Telatah



Silviyana Anggraeni – Pegiat literasi

Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan viral nya video adegan syur yang dilakukan oleh seorang oknum guru dan siswi nya di salah satu SMA gorontalo. Oknum guru tersebut berinisial DH berusia 57 tahun dan siswi nya berinisial P berusia 16 tahun. Video itu sendiri diambil secara diam-diam oleh seorang siswi lain tanpa sepengetahuan DH dan P, yang menurut pengakuan pengambil video, hal tersebut dilakukan dalam rangka memberi bukti kepada istri dari oknum guru DH. Menurut dari keterangan pemeran video syur tersebut, adegan itu dilakukan atas dasar suka sama suka alias tidak ada paksaan. Bahkan mereka mengaku sudah menjalin kasih sejak tahun 2022, dan sudah melakukan hubungan seksual sejak januari 2024.

Dalam keterangan pihak sekolah di berbagai media, skandal antara guru dan murid itu sudah lama terendus bahkan sudah dilakukan sidak secara tertutup hingga dua kali. Lantaran tidak kunjung ada pengakuan dari keduanya dan kurangnya bukti-bukti. Lalu munculah ide untuk mencari bukti dengan memasang kamera tersembunyi di tempat biasa DH dan P bertemu untuk memuaskan hasrat mereka. Dengan terpublikasi nya video tak senonoh itu maka dengan cepat kepolisian menetapkan oknum guru sebagai tersangka dan dikenakan pasal 81 ayat 3 UU nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU tahun 2016 tentang perlindungan anak dengan hukuman pidana minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun.

Kasus diatas tadi hanyalah satu dari banyaknya kasus serupa yang menimpa generasi muda kita. Seorang guru yang harusnya bisa menjadi sosok yang di gugu dan di tiru, justru menjadi penghancur masa depan anak didiknya. Oknum guru DH tadi memanfaatkan kondisi siswi nya P yang sudah yatim piatu demi nafsu syahwat nya. Berawal dari DH yang dianggap selalu memberi pengayoman, perhatian, bantuan, dan juga seringkali menyentuh area sensitif P. Meski awalnya P merasa risih tetapi lama-lama P menemukan kenyamanan kepada DH sampai akhirnya hubungan mereka jauh melampaui hubungan guru dan murid. Dilain sisi P yang seorang yatim piatu, memiliki ruang kosong dihatinya, ada perhatian yang tidak didapatkannya, membuatnya mudah terperangkap rayuan-rayuan dari oknum guru yang tidak bertanggung jawab.

Dengan apa yang dilakukan oleh tersangka DH tersebut artinya sebagai seorang guru DH tidak melakukan tujuh tugas utama guru, diantaranya; mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Justru sebaliknya, DH mengambil kesempatan dan keuntungan dari kondisi korban P. Yang mana P adalah seorang yatim piatu yang kemungkinan besar tidak mendapatkan figur orang tua khususnya sosok ayah atau menurut istilah fatherless. Fatherless adalah kurangnya kehadiran ayah dalam pertumbuhan anak, baik secara fisik maupun emosional. Menurut sebuah penelitian Indonesia adalah negara fatherless ketiga didunia. Yang mana fatherless country menurut psikolog dari Amerika Edward Elmer Smith adalah kondisi sebuah masyarakat suatu negara yang tidak merasakan keberadaan dan keterlibatan figur ayah dalam kehidupan sehari-hari anak.

Kurangnya figur ayah tersebut disinyalir menjadi faktor dari pada masalah perkembangan dan pertumbuhan anak, seperti kenakalan remaja, penyimpangan seksual, gangguan kejiwaan, merasa rendah diri, sulit bersosial, sulit menemukan problem solving dan masih banyak lagi. Begitu pentingnya figur ayah, bahkan dalam Al-Qur’an ada 14 percakapan antara ayah dengan anak, lebih banyak dibanding percakapan antara ibu dengan anak yang hanya 2. Beberapa diantaranya terdapat pada Qur’an Surah Luqman ayat 16-18 tentang keteladanan seorang Luqman dalam mendidik, menasihati dan membangun interaksi dengan anaknya. Juga terdapat dalam Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 233 tentang tanggung jawab ayah sebagai tulang punggung keluarga yakni pencari nafkah dan pendidik keluarga.

Mengapa figur ayah sangat dibutuhkan oleh anak. Karena sifat dan karakteristik ayah atau laki-laki yang cenderung mengunakan logika penting untuk dapat diwariskan pada anak-anaknya khususnya anak perempuan yang dominan pada insting dan perasaan. Dengan terpenuhinya figur ayah, anak tentu akan menjadi pribadi yang lebih tangguh dan tidak mudah dimanfaatkan oleh orang disekelilingnya, seperti oleh oknum guru DH tadi. Selain itu terpenuhinya cinta kasih dari figur ayah, membuat anak tidak haus akan cinta kasih palsu diluar sana.

Dengan kata dan telatah yang cukup dari figur ayah,dapat melindungi anak-anak kita dari berbagai macam kenakalan dan problematika anak pada umumnya. Maka dari itu sangat penting bagi seorang ayah agar mampu meluangkan waktu dan perhatiannya untuk turut serta dalam pengasuhan anak. Penuhi gelas cinta kasih anak, jangan malu untuk mengekspresikan rasa cinta pada anak, karena orang tua yang menyayangi anak akan disayangi pula oleh anaknya. Begitu juga Allah akan menyayangi mereka yang menyayangi sesamanya. Seperti dalam sebuah hadist riwayat Al-Bukhari “Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi.”

Sumber link : https://pwmu.co/381820/10/05/ayah-pemberi-cinta-lewat-kata-dan-telatah-2/

Read More
      edit

Senin, 14 Oktober 2024

Published Oktober 14, 2024 by with 0 comment

Syafii, Anak Panah Muhammadiyah

 


oleh : Ari Susanto dan Agnes Rita Sulistyawaty

Pak tua itu hanya tertawa renyah, lalu berucap bahwa sebutan guru bangsa tidak pantas untuk dirinya. Ia merasa tak banyak yang dia lakukan untuk negeri ini kecuali mengajar sejarah dan menjadi "anak panah" Muhammadiyah.

Syafii Maarif (71) seolah ingin menanggalkan sebutan guru bangsa agar dirinya hanya dikenal sebagai seorang anak desa dari Sumpur Kudus, Sumatera Barat. Namun, pemikirannya yang cerdas, kritis, menembus batas-batas kepentingan agama, dan mengutamakan kepentingan bangsa telanjur membuat dirinya dianggap sebagai guru bangsa.

"Saya ingin bertutur apa adanya tentang diri saya dari kecil di kampung halaman hingga sekarang, sehingga orang-orang bisa mengenali siapa saya sebenarnya," ujar Syafii saat bedah buku otobiografinya yang berjudul Titik-titik Kisar di Perjalananku yang diterbitkan Penerbit Ombak, di Yogyakarta, awal pekan ini.

Dalam otobiografinya Syafii membentangkan secara jujur tentang dapur kehidupan rumah tangganya, mengungkap fakta yang baik maupun yang buruk. Semua kisah hidupnya dari Sumpur Kudus, dan perantauannya di Yogyakarta, Lombok, serta Solo yang penuh kepahitan hidup, mulai dari impitan ekonomi yang pas-pasan sampai dengan kehilangan dua anaknya, dia ceritakan detail.

Di situ bisa ditangkap, Syafii muda adalah seorang "fundamentalis". Titik kisar hidupnya diawali ketika bertemu seorang cendekiawan dan pembaru Islam dari Pakistan, Prof Fazlur Rahman, yang juga pengajar di kampus orientalis Universitas Chicago, Amerika Serikat.

"Berikan saya seperempat kemampuan intelektual Anda, saya akan mengubah Indonesia menjadi negara Islam. Profesor Fazlur hanya tertawa, dan berkata bahwa saya boleh mengambil semua pikiran beliau," ujar Syafii sambil tertawa seolah menertawakan sikapnya sendiri saat menjadi mahasiswa di AS.

Namun, semakin dekat dengan pemikiran Fazlur Rahman, Syafii justru semakin yakin bahwa negara Islam tidak mungkin dan tidak bisa diterapkan di Indonesia. Bahkan, dia menilai jalan untuk mencapai negara Islam hanya akan berakhir dengan kegagalan dan kesia-siaan. Pengaruh pemikiran Fazlur Rahman itu kemudian diakui Syafii sebagai pencerahan yang mengubah 180 derajat cara berpikirnya terhadap konsep negara, dari fundamentalis menjadi liberal.

Gerakan politik

Sampai sekarang ia selalu menjadi orang pertama yang menolak setiap gerakan politik yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara Islam. Tak hanya soal bernegara, dalam hal jender dan martabat perempuan, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu termasuk tokoh Islam yang berpandangan bahwa perempuan boleh menjadi pemimpin, seperti halnya laki-laki.

Soal pandangan terhadap kesederajatan perempuan, Syafii juga tidak setuju terhadap konsep poligami yang mengambil pembenaran ajaran Islam. Ia bersungguh-sungguh menyatakan bahwa kitab suci tegas mengajarkan monogami, bukan poligami sebagaimana yang dipahami sebagian orang selama ini.

Buku otobiografi yang ditulis Syafii dalam rentang waktu 2 September 2003 hingga 27 Maret 2006 itu juga disebut sejarawan Anhar Gonggong sebagai cara Syafii mempertahankan kejujuran dalam diri. Ia mencontohkan, misalnya, Syafii tanpa malu-malu menceritakan bahwa pernikahannya dengan istrinya, Nurkalifah, berawal dari dijodohkan oleh keluarga kedua pihak, tahun 1953. Justru itu dianggap bagian dari sejarah hidup yang dia syukuri.

Kondisi ini bukan sekadar cermin kejujuran Syafii, tetapi juga sebuah kritik halus atas pernikahan saat ini yang dilakukan atas pilihan bebas, tetapi kerap kali kandas dalam usia tidak lebih dari sepuluh tahun.

Tentang masa depan Indonesia, Syafii melontarkan kritik bahwa masalah ini hanya menjadi pembicaraan menarik di kalangan para pensiunan seperti dirinya, kalangan mahasiswa, serta kelompok masyarakat lain yang tidak mempunyai relasi langsung dengan kekuasaan.

"Indonesia ini sangat ruwet," katanya. Keruwetan Indonesia salah satunya disebabkan masalah kepemimpinan yang sejak zaman Soekarno tidak bisa merumuskan watak kepemimpinan bangsa yang bisa menjadi panutan. Ia mencontohkan, pergantian antarpemimpin di negeri ini pun mengajarkan sentimen kebencian sejak zaman Soekarno: antara mantan presiden dan presiden yang berkuasa saling mengucilkan.

"Meskipun kini figur kepemimpinan dicapai dengan cara pemilihan langsung, bangsa Indonesia malah mendapat lumpur Lapindo. Bumi juga sudah beroposisi rupanya," tutur Syafii berkelakar.

Kedekatan Syafii dengan dua cendekiawan yang juga lulusan Chicago, yaitu Amien Rais dan Nurcholish Madjid (almarhum), menjadikan guru besar sejarah Universitas Negeri Yogyakarta itu ikut menjadi bagian dari pergulatan mendorong reformasi tahun 1998. Ia tahu benar bagaimana perubahan sosial-politik berlangsung pada masa-masa awal reformasi yang menciptakan banyak kesempatan bagi setiap orang untuk terjun ke ranah politik.

Namun, Syafii berketetapan menahan diri agar tidak masuk dalam pusaran politik karena dirinya merasa usianya sudah terlalu tua untuk berpolitik. Syafii juga berusaha agar Muhammadiyah tidak terseret dan menjelma menjadi partai politik. Itu semua karena kecintaannya terhadap organisasi sosial-keagamaan itu hingga ia berulang-ulang menyebut dirinya sebagai "anak panah" Muhammadiyah.


Kompas. Jum'at, 8 September 2006

Read More
      edit

Sabtu, 12 Oktober 2024

Published Oktober 12, 2024 by with 0 comment

Brainstorming, Praktik Pembelajaran Problem Solving

 



Oleh: Muhammad Khairul Safa’at

Pernahkah pembaca mendengar metode brainstorming dalam sebuah proses pembelajaran? Iya, brainstorming merupakan salah satu metode pembelajaran berbentuk penggalian ide kreatif atas suatu permasalahan nyata, dengan cara berdiskusi untuk menghasilkan gagasan. Pada proses pembelajaran, metode ini dapat meningkatkan antusiasme siswa dan mengajarkan untuk berpikir solutif kreatif. Brainstorming cocok diterapkan pada seluruh mata pelajaran sekolah, terlebih pada pembelajaran Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) jenjang SMA.

Saya mencoba menuliskan pengalaman dalam penerapan metode ini. Metode brainstorming saya terapkan pada pembelajaran Ismuba mapel Aqidah Akhlak di kelas X. Metode ini secara garis besar saya terapkan melalui tiga langkah yang akan saya uraikan agar pembaca memiliki gambaran.  Langkah pertama adalah penggalian ide secara individu. Pada proses ini, siswa diminta menjawab secara individu beberapa pertanyaan tentang suatu permasalahan yang hangat diperbincangkan hari ini pada selembar kertas. Jawaban tidak boleh sama dengan siswa lain dan harus berdasarkan pemikiran ide sendiri. Contoh pertanyaan dimaksud sebagai berikut:

Masalah bullying menjadi pembahasan yang serius di sekolah manapun, termasuk di SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat, Solo. Masalah ini terus berkembang sampai muncul istilah baru cyberbullying (perundungan di dunia maya). Menurut kamu, sebagai pelajar Muhammadiyah yang berkarakter cerdas, apa saja penyebab cyberbullying? Bagaimana usaha kamu mengurangi, bahkan menghilangkan cyberbullying di sekolah?

Setelah langkah penggalian ide, siswa melakukan diskusi kelompok. Siswa dalam satu kelas yang sudah menulis jawaban masing-masing, dibagi menjadi lima kelompok, terdiri dari tiga  kelompok putri dan dua kelompok putra. Setiap siswa dalam satu kelompok diminta berdiskusi dan membandingkan jawaban masing-masing, kemudian menentukan jawaban terbaik dari pertanyaan yang telah ditanyakan di awal. Proses pencarian jawaban terbaik bisa dengan cara memilih satu diantara sekian jawaban dalam satu kelompok, atau menggabungkan 2 ide jawaban.

Memberikan Masukan

Langkah ketiga adalah siswa melakukan presentasi. Perwakilan setiap kelompok, mempresentasikan jawaban di depan kelas dan disimak oleh siswa lain. Dalam proses ini, siswa lain diperbolehkan memberi masukan atau saran terkait presentasi temannya. Dengan metode ini, saya merasakan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, akan dicari solusi penyelesaiannya oleh siswa. Ini mendorong siswa menjadi problem solver dalam menghadapi masalah di sekitar.

Saya juga bertanya kepada siswa dalam proses refleksi pembelajaran. Salah satu siswa menyatakan metode belajar seperti ini sangat seru, membuat suasana kelas menjadi aktif berdiskusi. Metode brainstorming mendorong siswa berdiskusi dan memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama. Demikian catatan refleksi metode pembelajaran yang saya lakukan dalam proses pembelajaran di kelas.

Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Penulis adalah guru Ismuba SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Solo. 

Sumber tulisan : https://muhammadiyahsolo.com/20240116/brainstorming-praktik-pembelajaran-problem-solving-4966

Read More
      edit

Minggu, 06 Oktober 2024

Published Oktober 06, 2024 by with 0 comment

Muhammadiyah sebagai sebuah Gerakan

 


Salah satu krisis kepemimpinan dalam berbangsa dan bernegara, adalah munculnya Dekrit Presiden yang lahir pada 5 Juli 1959. Ditengah situasi yang tidak menentu, dan masa demokrasi terpimpin, serta adanya dorongan untuk menguasai negara dari golongan tertentu, maka Muhammadiyah mawas diri.

Ditengah pusara politik yang tidak yang membabi buta, dan Muhammadiyah sedikit banyak larut dari perputaran politik itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memanggil seluruh unsur pimpinan dan putra terbaiknya untuk melakukan evaluasi. Bertempat di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, KH Fakih Usman dalam pidatonya, menanyakan kepada hadirin, Apakah Muhammadiyah itu?

Setalah terjadi diskusi, dan menelusuri gerak Muhammadiyah, apakah sudah sesuai dengan amanat KH Ahmad Dahlan, maka muncullah sebuah rumusan Kepribadian Muhammadiyah. Hasil kesimpulan ini dibawa ke Muktamar Muhammadiyah ke-35 di Jakarta tahun 1962, dan disahkan sebagai salah satu landasan bermuhammadiyah.

Dari beberapa sendi-sendi dalam Muhammadiyah, maka dapat kita katagorikan menjadi tiga gerakan.

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam

Kelahiran Muhammadiyah, tidak lain karena diilhami, dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran al Qur’an. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam.

Muhammadiyah sebagai gerakan da’wah amar ma’ruf nahi munkar

Amar ma’ruf nahi munkar artinya adalah mengajak dalam hal kebaikan dan mencegah kemungkaran atau kejahatan. Kalimat tersebut mengacu pada perintah untuk setiap muslim, baik sebagai individu atau kelompok, dalam hal dakwah. Dengan kata lain, Amar ma’ruf nahi munkar artinya adalah perintah bagi setiap muslim untuk berdakwah, yakni mengajak sesamanya untuk berbuat baik dan menghindari kemungkaran.

Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah

Kelahiran Muhammadiyah tidak dapat lepas dari surat Ali Imran, ayat: 104. Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.

Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.

Read More
      edit