Minggu, 13 Juli 2025

Published Juli 13, 2025 by with 0 comment

Pengajian Tri Wulan PRM Candirejo

Pengajian dalam Muhammadiyah memang sangat penting. Apalagi Muhammadiyah telah menegaskan dirinya sebagai Gerakan Islam dan Dakwah. Karena itu, kita dapat memahami dalam Aanggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 5 ayat (2) ada ketentuan yang inti pokoknya “Syarat pendirian Ranting sekurang-kurangnya mempunyai:

a. Pengajian/kursus anggota berkala

b. Pengajian/kursus umum berkala

c. Mushalla/surau/langgar sebagai pusat kegiatan;

d. jamaah

Pada tiap Ranting ada sejumlah orang di antara anggota yang dipilih dan mendapat amanah untuk memimpin yang disebut Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM).

Tiap Ranting Muhammadiyah sekurang-kurangnya mempunyai tiga macam pengajian, yaitu: pengajian umum, pengajian anggota, dan pengajian pimpinan. Ketiga macam pengajian itu dapat dibedakan dari segi peserta, tujuan, topik atau tema, dan waktu penyelenggaraan. Pengajian Umum disediakan untuk masyarakat umum sebagai sarana untuk menyebarluaskan ajaran Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena itu, topik yang disajikan bersifat umum mengingat keragaman peserta.

Pimpinan Ranting Muhammadiyah Candirejo selalu mentaati yang sudah digariskan oleh Persyarikatan, diantaranya adalah Pengajian Pimpinan. Akan tetapi, di wilayah Candirejo sendiri, antara pimpinan dengan warga hampir tidak ada batas. Apalagi kalau masalah pengajian. Oleh karenanya, Pimpinan mengambil kebijakan, bahwa pengajian itu adalah sebuah dakwah, yang dapat dihadiri oleh siapapun, terutama takmir yang ketempatan.

Ahad, 13 Juli 2025 yang bertepatan dengan tanggal 17 muharram 1447 H, PRM Candirejo bersama dengan jamaah masjid al Iman Candirejo bersama-sama melaksanakan pengajian triwulan. Pada kesempatan tersebut hadir Bapak Lurah Farah Dedy Setiawan, S.Pd. Takmir masjid yang dikomandani oleh Bapak H. Widianto Hadi serta segenap Pimpinan Ranting Muhammadiyah Candirejo.

Dalam kesempatan tersebut Bapak H. Suparta, SE selaku Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten menuturkan tentang bulan Istimewa dalam Islam, yaitu: Muharram, Rajab, Dzulqo’dah, dan Dzulhijjah, Selain itu ada bulan yang sangat istimewa, yaitu Ramadhan.

Sekarang ini, masyarakat sudah mencair terhadap kepercayaan bulan Muharram. Semula banyak orang Islam yang takut menyelenggarakan sesuatu di bulan ini. Sekarang sudaht tidak was-was lagi, karena dalam Islam semua hari adalah baik. Semua bulan adalah Bagus.

Disinggung juga tentang manfaat Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) yang secara resmi ditetapkan oleh Muhammadiyah sebagai kalender umat Islam sedunia. Adapun manfaatnya sebagai berikut.

Pertama, pemberlakuan kalender tunggal akan menghidupkan kembali wacana ilmu falak.

Ilmu falak yang memadukan astronomi dengan ajaran Islam telah menjadi warisan intelektual yang kaya dalam sejarah peradaban Islam.

Kedua, kalender tunggal memungkinkan umat Islam untuk menatap ke depan dengan visi global.

Ketiga, pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu pilar utama dalam pemberlakuan kalender ini.

Keempat, pemberlakuan kalender ini akan memperkuat persatuan umat Islam secara global.

Perbedaan penetapan hari raya sering kali memicu kebingungan, bahkan ketegangan, di antara komunitas Muslim di berbagai negara. Dengan kalender tunggal, umat Islam dapat menjalankan ibadah secara serentak, menciptakan harmoni dalam pelaksanaan ritual keagamaan.

Kelima, kalender tunggal membawa kemudahan dalam koordinasi internasional.

Keenam, kalender tunggal dapat meningkatkan akurasi perhitungan waktu ibadah.

Ketujuh, pemberlakuan kalender ini akan memperkuat identitas budaya Islam.

Kedelapan, kalender tunggal mendorong pengembangan pendidikan dan penelitian.

Kesembilan, dalam ranah ekonomi syariah, kalender tunggal dapat meningkatkan efisiensi.

Kesepuluh, kalender tunggal dapat mengurangi konflik penetapan waktu keagamaan.










Read More
      edit

Sabtu, 28 Juni 2025

Published Juni 28, 2025 by with 0 comment

Kalender Hijriah Global Bukan Sekadar Mungkin, Tapi Mendesak untuk Persatuan Umat

 

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Syamsul Anwar, menegaskan bahwa pembuatan kalender Hijriah global tunggal bukan hanya memungkinkan, tetapi juga menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam di seluruh dunia. Hal tersebut ia sampaikan dalam seminar internasional dan peluncuran Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang diselenggarakan Muhammadiyah di Convention Hall Masjid Wahidah Dahlan, Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.

“Sebagian orang bertanya: mungkinkah menyatukan awal bulan Qamariyah di seluruh dunia? Jawabannya: tentu saja mungkin,” tegas Prof. Syamsul. Ia mencontohkan, kalender Masehi digunakan seragam di seluruh dunia, mengapa kalender Hijriah tidak bisa demikian?

Prof. Syamsul menjelaskan, sejak masa awal, umat Islam sudah memiliki kalender sendiri, namun bentuknya masih sederhana, yakni kalender numerik—bulan ganjil ditetapkan 29 hari, bulan genap 30 hari. Sistem ini, meski berguna, tidak mencerminkan realitas astronomis yang sebenarnya, karena tidak mempertimbangkan peredaran bulan.

“Salah satu kelemahannya, Ramadan selalu ditetapkan 30 hari, padahal dalam kenyataannya bisa 29 atau 30 hari,” jelasnya.

Kalender numerik ini bertahan hingga abad ke-19. Memasuki abad ke-20, umat Islam mulai mencari sistem kalender yang lebih akurat secara ilmiah, namun belum berhasil menemukan format global yang bisa diterapkan secara seragam. Baru pada tahun 2016, sebuah titik temu mulai tampak.

Dalam konferensi internasional di Istanbul pada 2016, delegasi dari lebih dari 50 negara menyepakati perlunya kalender Hijriah global berbasis hisab (perhitungan astronomis). Konferensi tersebut menyatukan visi para ahli falak dan pemimpin keagamaan dari berbagai negara untuk membentuk sistem penanggalan yang ilmiah dan seragam.

“Jadi, kalender ini bukan ide baru. Ia kelanjutan dari tradisi Islam dalam mengatur waktu yang kini disempurnakan dengan metode modern,” ujar Prof. Syamsul.

Menjawab pertanyaan apakah Al-Qur’an atau Sunnah secara eksplisit memerintahkan penggunaan hisab, Prof. Syamsul menjawab: tidak. Namun, secara metodologis, Al-Qur’an dan hadits memberikan arah yang mendukung pendekatan ilmiah dalam penetapan waktu.

“Sebagai contoh, Allah berfirman: Umat ini adalah umat yang satu. Maka wajar jika kita memiliki sistem kalender yang juga satu,” katanya.

Selain itu, ia mengutip ayat: Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal ini menegaskan sifat universal Islam yang menuntut sistem ibadah yang seragam dan inklusif, termasuk dalam hal penanggalan.

Menurut Prof. Syamsul, usulan penggunaan kalender lokal atau regional hanya akan memperbesar perbedaan. Kalender seperti itu tidak bisa disebut kalender karena gagal menyatukan waktu secara sistemik dan global.

Kalender Islam, menurutnya, harus memenuhi tiga syarat utama, yaitu mencerminkan keutuhan ajaran Islambersifat universal dan didasarkan pada metode ilmiah yang disepakati, yakni hisab falak modern.

“Kita tidak perlu membangun sistem baru. Dunia Islam telah sepakat sejak 2016. Tugas kita hari ini adalah menerapkannya secara konsisten,” pungkasnya.

Prof. Syamsul mengakhiri sambutannya dengan ajakan untuk tidak lagi memperdebatkan dasar kalender Hijriah, melainkan fokus pada implementasinya. Ia juga menyampaikan permohonan maaf jika ada penjelasannya yang kurang dipahami karena keterbatasan bahasa.

“Kalender Hijriah global adalah simbol kesatuan, bukan sekadar alat penanda waktu,” ujarnya.

 

Read More
      edit

Sabtu, 21 Juni 2025

Published Juni 21, 2025 by with 0 comment

Berani Berinovasi

 


Oleh : DR. Khoiruddin Bashori

Inovasi adalah hasil dari proses kreatif yang melibatkan pemikiran divergen, yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau solusi yang berbeda dari yang sudah ada. Inovasi membutuhkan kemampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang baru dan menggabungkan informasi yang sudah ada dengan cara yang unik.

Kreativitas muncul dari proses mental seperti konseptualisasi, eksplorasi, dan transformasi ide. Orang yang mampu berinovasi biasanya memiliki kemampuan kognitif yang fleksibel dan terbuka terhadap pengalaman baru. Pemenang adalah individu yang mampu berpikir di luar kotak dan menghasilkan solusi yang lebih efektif-efisien dibandingkan orang lain.

Individu yang memiliki kebutuhan tinggi untuk berprestasi cenderung lebih termotivasi untuk menciptakan inovasi. Mereka tidak takut mengambil risiko dan selalu mencari cara untuk meningkatkan diri. Tanpa keberanian ini, seseorang mungkin akan tetap berada di zona nyaman dan tidak mampu memimpin perubahan.

Individu seringkali dipengaruhi oleh norma-norma kelompok atau tekanan sosial untuk mengikuti apa yang sudah ada. Namun, inovator adalah orang yang mampu melawan tekanan ini dan menawarkan ide-ide baru, meskipun mungkin dianggap tidak populer pada awalnya.

Inovasi dan keberanian menawarkan karya kreatif adalah faktor kunci yang membedakan pemenang dan pecundang. Pemenang adalah individu yang mampu berpikir kreatif, mengambil risiko, dan memimpin perubahan, sementara pecundang mungkin terjebak dalam pola pikir konvensional dan takut menghadapi tantangan.


Read More
      edit

Kamis, 05 Juni 2025

Published Juni 05, 2025 by with 0 comment

Harapan Seorang Mukmin

 

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam". 

Kalimat ini adalah doa iftitah yang sering dibaca dalam sholat, terutama dalam sunnah. Doa ini juga merupakan pengingat bagi setiap muslim untuk selalu beribadah dan beraktivitas dengan niat dan tujuan yang lurus, yaitu semata-mata karena Allah. 

Dalam tafsir Departemen Agama RI, Katakanlah, wahai nabi Muhammad, sesungguhnya salatku yang aku kerjakan selama hidupku, ibadahku atau kurbanku, hidupku dengan berbagai amalan yang aku kerjakan selama itu, dan matiku dengan membawa iman dan amal saleh, hanyalah untuk Allah, tuhan seluruh alam, bukan untuk lain-Nya.

Ayat ini menegaskan tentang keharusan manusia untuk mengabdi hanya kepada Allah, baik dalam bentuk ibadah ritual atau lainnya, semenjak hidup sampai mati. Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam bentuk apa pun, karena hal itu mustahil bagi Allah.

Karena semua pasrah hanya kepada Allah, maka bagi seorang muslim harus memiliki harapan. Dengan harapan hidup menjadi bermanfaat, tidak terlalu jauh dalam urusan duniawi, karena kelak ada kehidupan yang lebih kekal. Sebagaimana perjuangan Nabi Ibrahim dalam menegakkan kalimat Allah.

Harapan seorang mukmin adalah harapan akan rahmat, kemudahan, dan pertolongan Allah SWT dalam segala keadaan. Mukmin memiliki harapan besar pada Allah, percaya bahwa segala masalah dapat diselesaikan melalui ikhtiar, doa, dan tawakal kepada-Nya. 

  • Seorang mukmin selalu memiliki harapan akan rahmat, pertolongan, dan kemudahan dari Allah SWT. 
  • Seorang mukmin percaya bahwa Allah SWT akan selalu ada untuk membantu dan memberikan yang terbaik. 
  • Harapan harus diimbangi dengan upaya (ikhtiar), doa, dan tawakal kepada Allah SWT. 
  • Seorang mukmin berpikir positif tentang Allah SWT dan berharap akan kebaikan dan rahmat-Nya. 
  • Sabar dalam menghadapi maksiat. Ketika menghadapi musibah, seorang mukmin bersabar dan tetap berharap akan pertolongan Allah SWT. 
  • Mukmin selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. 

Imam dan Khotib: H. Sarwanto, S.Ag.

Read More
      edit

Sabtu, 31 Mei 2025

Published Mei 31, 2025 by with 0 comment

Dampak Perfeksionisme

Perfeksionisme adalah pola pikir yang ditandai oleh harapan yang sangat tinggi terhadap diri sendiri dan orang lain. Orang yang perfeksionis cenderung memiliki standar yang sangat tinggi, menghindari kegagalan, dan merasa tidak puas dengan hasil pekerjaan, meskipun hasil tersebut mungkin sudah dianggap baik oleh orang lain.

Perfeksionis tidak hanya ingin segala sesuatu sempurna, tetapi mereka juga merasa perlu untuk merencanakan setiap aspek kehidupan, bahkan mimpi, dengan cermat. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan dan stres, karena ketakutan terhadap kesalahan atau kegagalan yang mungkin akan terjadi.

Perfeksionis cenderung mengaitkan nilai diri mereka dengan pencapaian atau hasil. Ketika hasilnya tidak sesuai dengan harapan yang tinggi, mereka dapat merasa tidak berharga. Bagi perfeksionis, proses perencanaan dan pengorganisasian mimpi menjadi sangat penting, karena mereka berusaha untuk mengontrol hasil agar sesuai dengan standar sempurna.

Untuk mengatasi kecenderungan perfeksionis yang berlebihan, kita dapat melakukan reevaluasi standar. Mempertimbangkan ulang standar yang telah ditetapkan dan mengubahnya menjadi lebih realistis dan fleksibel. Dengan mengelola harapan sesuai dengan kemampuan, beban batin menjadi lebih ringan.

Mengembangkan praktik kesadaran (mindfulness) dapat pula membantu individu untuk menerima ketidaksempurnaan, menghargai proses, dan menyadari bahwa kegagalan atau kesalahan adalah bagian dari pengalaman hidup yang berharga. Kegagalan tidak jarang justru menjadi batu pijakan untuk kesuksesan lebih besar di masa depan.

Read More
      edit

Senin, 19 Mei 2025

Published Mei 19, 2025 by with 0 comment

Negosiasi

 

Sebagai seorang organisatoris, tentu kemampuan retorika, diplomasi bukanlah barang asing. Bahkan seorang organisatoris persoalan manajemen sudah pekerjaan setiap saat. Bagian dari sebuah organisasi yang besar, tentu memiliki relasi yang banyak dan kuat. Ini tak lain karena tata pergaulannya yang dapat diterima oleh orang lain. Namun tidak semua orang dapat melakukan negosiasi.

Setiap saat, manakala kita berkomunikasi dengan orang lain, hampir dapat dipastikan memiliki kandungan negoisasi.Tawar menawar. Dialog yang hendak dibangun mempunyai tujuan “win-win solution”. Karena semuanya ingin puas. Tak ada yang direndahkan.

Meskipun setiap saat kita berunding, namun ada baiknya tips berikut ini dapat dijadikan referensi atau wawasan agar supaya negoisasi berjalansukses. Menang semuanya.

1. Persiapan. Setiap orang yang berpidato, pasti dipilah menjadi tiga bagian besar. Pertama pembukaan, kedua isi dan dilanjutkan penutup atau kesimpulan. Jadi bagian yang utama dari pidato adalah isi.

Negoisasi berbeda. Bagian utamanya justru di depan yang merupakan kerangka atu persiapan. Karena di wilayah ini, hasil dan tujuan negoisasi ditetapkan. Tidak heran, untuk melakukan negosiasi perlu persiapan yang matang agar memperoleh hasil yang baik. Demikian pula dari pihak orang lain akan mendapatkan nilai-nilai yang pantas.

2. Tahap berbagi. Periode berbagi ini sebagai akibat dari jalannya negoisasi. Orang yang telah berpengalaman dalam bernegosiasi, ia akan membuka dengan kalimat-kalimat yang disukai oleh lawan bicara. Dengan menyanjung, memberi apresiasi terhadap lawan, berarti negoisasi telah berjalan separonya. Orang lain akan segan manakala diperlakukan sebagai manusia yang memiliki harga diri. 

3. Tawar menawar. Setelah pembukaan negoisasi berjalan dengan baik, saatnya kita membuka yang setulus-tulusnya maksud dan tujuan melakukan negosiasi. Tahapan ini akan diraih secara bersama-sama win-win solution. Kita tidak perlu pelit terhadap informasi, sebaliknya tidak terlalu memberi informasi yang berlebihan. Intinya balance.

4. Penutup dan komitmen. Setelah tawar menawar dalam bentuk jadi, muncullah komitmen bersama. Hasil perundingan sebagai perjanjian terikat, satu dengan yang lainnya menghormati itikad bersama. Andai salah satu yang mengingkari dari perjanjian itu, mungkin tidak ada kepercayan kepada orang itu. Kalau di media sosial, mengingkari perjanjian akan dikebiri olah orang lain. Meskipun pejabat pusat.


Read More
      edit

Selasa, 13 Mei 2025

Published Mei 13, 2025 by with 0 comment

Ranting itu Penting. Cabang itu Terpandang


Kalau ada orang Muhammadiyah yang tidak suka kemajuan, itu jelas bukan orang Muhammadiyah. KHA Dahlan menghendaki agar Muhammadiyah senantiasa berfungsi sebagau sumbu kemajuan, Demikian Prof. Din Samsudin pernah bertutur.

Dengan semboyan Islam berkemajuan sebagaimana yang dicanangkan sang pendiri, Muhammadiyah seharusnya maju, berada dalam di depan komunitas atau kelompok masyarakat lainnya. Ini seharusnya menjadi watak dasar setiap aktivis Muhammadiyah. Setiap gerak persyarikatan makin bergairah dalam beramal. Dengan demikian, Muhammadiyah makin lama makin maju.

Tentu saja, bagi Muhammadiyah, maju tidak asal maju, tapi maju yang berkualitas. Harus berpijak pada al Qur’an “Berlomba-lombalah dalam kebajikan”. Ayat ini kita ibaratkan sebagai sebuah pijar yang tak lekang oleh waktu. Dorongan untuk motivasi. Sehingga kuncinya bukan pada perlombaannya, tapi pada keunggulan dari kebaikan kita.

Di antara begitu banyak karya Muhammadiyah yang unggul, terasa sekali pada kehadiran banyak Cabang atau PCM yang memiliki keunggulan dan prestasi. Hal ini pasti dipacu oleh ruh-ruh al Qur’an yang dimanifestasikan dalam gerakan nyata. Apalagi, di dorong oleh lingkungan daerah yang memiliki otonomi. Pada era otonomi itulah, roda penggerak masyarakat berada di tingkat kota atau kabupaten. Akan tetapi pusat pertumbuhannya justru terletak di kecamatan dan kelurahan. Disitulah keberadaan PCM/PCA dan PRM/PRA.

Sebagaimana sebuah grafik yang bersifat rutinitas, ada ritme menanjak dan ada pula jalan menurun. Ini terlihat sekali pada saat-saat menjelang Muktamar. Disitulah gemuruh warga Muhammadiyah. Di segala lini Pimpinan terasa geliat organisasinya. Mulai dari aneka lomba keorganisasian, kajian-kajian, atau konsolidasi organisasi. Disatu sisi tampak menggembirakan. Namun di posisi lain tampak kelesuan akibat rutinitas.

Untuk menjaga serta meningkatkan keberadaan persyarikatan, kita harus secara terus menerus berfastabuqul khairat dan bersikap al-ghirrah ‘ala-ddin, yaitu mengambil pelajaran dari kemajuan orang lain. Kemudian kita terapkan dan jalankan dalam hidup kita. Cara seperti ini, sangat penting bagi warga Muhammadiyah. Sebab, melalui kebaikan, inovasi, dan kerasi bagi kepentingan umat dan kemanusiaan secara lebih luas.  

Bahan bacaan : "Muhammadiyah untuk semua" karya Prof. DR. HM Din Samsudin, MA

Read More
      edit