Beberapa kali Lazismu melaksanakan Amil Camp
dengan harapan akan muncul ide-ide baru dalam penggalian zakat, infaq dan
shodaqoh (ZIS). Mengelola ZIS tidak sekedar menunggu ZIS datang. ZIS harus
dijemput dan dikelola dengan sistem manajemen modern. Karena didalamnya
terdapat amanah. Salah satu unsur amanah adalah transparansi. Oleh karenanya,
mendesain ZIS tidak sekadar pekerjaan sampingan.
Dalam sebuah presentasinya, Ibu Eny M Wijayanti yang mewakili Pimpinan Pusat
Lazismu, mengatakan bahwa layanan sosial tidak hanya menyerahkan harta
seketika, dan setelah itu selesai. Layanan sosial harus bersifat konstruktif.
Kegiatan sosial juga harus memiliki inovasi, yaitu ide baru untuk mengatasi
masalah dengan maksud meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan masyarakat
dengan harapan memberi dampak positif jangka panjang dan berkelanjutan.
Inovasi berbeda dengan kreatif. Ide baru yang dihasilkan
oleh manusia namanya kreatif. Sedangkan inovasi mewujudkan ide-ide kreatif.
Inovasi juga tidak dapat berdiri sendiri tanpa sandaran ilmu pengetahuan. Semua
hal-hal baru yang telah diseleksi oleh ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam
mengembangkan inovasi.
Ciri-ciri orang yang memiliki inovasi antara lain, pertama giat belajar dan bekerja. Dwi
tunggal yang tidak dapat dipisahkan. Belajar merupakan kegiatan rasa ingin
tahu, sementara bekerja adalah menterjemahkan secara nyata dari hasil belajar.
Belajar dan bekerja menjadi sarana untuk beribadah. Andai rumusan ini dilakukan
dengan sepenuh hati, tidak ada pekerjaan yang berat.
Kedua Memiliki daya imajinasi yang kuat.
Ide kreatif, apabila tidak dimanifestasikan dalam sebuah kegiatan, ia hanya
akan melayang-layang dalam lamunan belaka. Membumbung tinggi ke atas tapi cuma
halusinasi. Ia hanya bergerak kesana-kemari dalam alam mimpi. Oleh karenanya,
wujudkan meski dalam bentuk tulisan terlebih dahulu. Dari sebuah tulisan, akan
mengembang ke bentuk diskusi atau komunikasi diri.
Ketiga menyenangi aktivitas dan tantangan
baru. Inovator biasanya orang yang tidak pernah berhenti. Inovator selalu
mencari celah di antara penemuan yang sudah ada. Ia akan melakukan koreksi
secara total tentang kelemahan-kelemahan hasil karya orang lain. Ia ingin
menemukan hal-hal baru yang lebih efektif dan efisien.
Keempat berfikir rasional dan berprasangka
baik. Selalu mencoba dengan mengandalkan fakta, bukan berdasarkan informasi
yang tidak jelas. Rasional dapat dikatakan pola pikir manusia yang berlandaskan
akal sehat dengan pertimbangan yang logis.
Dari keempat ciri di atas, menjadi lain bila dilakukan secara bersama-sama. Sebab setiap memiliki karakter yang berbeda. Daya imajinasinya berbeda, berfikir rasionalnya berlainan, cara belajar dan bekerjanya pun tidak sama. Inilah tantangan Lazismu dalam menjemput, mengelola dan menyalurkan ZIS. Bagi Lazismu, inilah peluang untuk mengkristalkan ide menjadi sebuah gerakan. Tidak ada lubang yang tak dapat ditutup bila niatan awalnya merangkai puzzle ketimpangan sosial.
0 komentar:
Posting Komentar