Sabtu, 30 Maret 2024

Published Maret 30, 2024 by with 0 comment

Siapa yang Berhak Memimpim Muhammadiyah (1)


 

Muhammadiyah kita ini Gerakan Islam, Gerakan Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar. Bahkan Gerakan tajdid.

Kerenanya, yang dapat memimpin Muhammadiyah harus anggota Muhammadiyah yang faham maksud KHA Dahlan mendirikan Muhammadiyah, yang berkartu anggota yang bernomor baku. Benar-benar memahami kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah.

Yang mencintai dan memang memahami serta berkemauan untuk tercapainya maksud dan tujuan Muhammadiyah.

Yang dapat memimpin Muhammadiyah, yang harus kita ketengahkan, haruslah anggota Muhammadiyah yang bernar-benar ber-Islam. Artinya, melaksanakan ajaran, perintah dan meninggalkan larangan Agama Islam seperti yang digariskan oleh Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah dan benar-benar berakhlak Islamiyah, al Qur’an dan Sunnah.

Dia pantas menjadi anutan. Menjadi contoh dalam melaksanakan Agama Islam, beribadahnya, berumah-tangganya, pekerti, dan laku sehari-harinya. Mempunyai waktu yang cukup untuk menekuni gerak Muhammadiyah. Jadi bukan yang mempunyai waktunya hanya untuk Musyda maupun Musywil, atau Muktamar, kalau mau ada pilihan Pimpinan atau Panitia atau pilihan utusan atau pilihan-pilihan lainnya.

Dia berakhlak utama Islam. Tidak angkuh, tidak sombong, tidak suka mencela atau mencaci-maki, menyebarkan kejelekan orang lain, tidak suka mencemooh orang lain apalagi sesama teman anggota atau pimpinan Muhammadiyah atau Aisyiyah.

Berakhlak Islam. Patut menjadi contoh tauladan dalam kekeluargaan. Dalam berukhuwah Islamiyah. Dalam menyantuni para warga Muhammadiyah. Dalam menyantuni sesama anggota pimpinan. tidak mendendam, bahkan suka memaafkan. Berkasih sayang sesama Muhammadiyah, sesame umat.

Disadur dari buku saku: Memelihara Ruh Muhammadiyah oleh KH AR Fachruddin.

Read More
      edit

Minggu, 10 Maret 2024

Published Maret 10, 2024 by with 0 comment

Gowes Ramadhan 1445 H

 


Baron Karls Drais Von Sauerbronn, bukanlah orang sembarangan. Ia yang berwarga negara Jerman mengaku menyempurnakan Velocipede atau sepeda. Pada tahun 1818, Karls Drais membuat sebuah alat transportasi roda dua yang ditujukan untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai seseorang yang bertugas sebagai pengawas hutan Baden.

Sepeda, dalam ilmu fisika merupakan pesawat, yaitu sebuah alat untuk mempermudah melakukan usaha. Demi efisiensi dan menghasilkan daya yang besar, namun dengan usaha yang seminimal mungkin. Jadilah sebuah alat transportasi yang kelak dinamakan sepeda.

Perlu diketahui bahwa sepeda yang sekarang kita manfaatkan telah mengalami proses revolusi yang cukup panjang. Awal abad ke-18, orang mengenal transportasi yang menggunakan dua roda hanyalah untuk bekerja. Mulai dari titik satu ke titik lain, hanyalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sepeda kini sudah menjadi salah satu kendaraan yang umum digunakan. Terlebih untuk orang-orang tidak mau terjebak macet dan tidak mau berkontribusi dalam mencemari lingkungan dengan polusi udara.

Terlepas dari apakah mereka hanya mengikuti tren atau memang benar-benar ingin berolahraga. Nyatanya, keberadaan sepeda di jalanan semakin meningkat dan semakin bertambah. Bahkan, kini sepeda dapat dimanfaatkan untuk segala macam kegiatan.

Ahad, 10 maret 2024, dalam menyambut dan menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1445 H, Pimpinan Ranting Candirejo berhasil melaksanakan sepeda gembira. Rute yang ditempuh melewati sisi timur kelurahan Candirejo, Ngawen, Klaten. Melihat panorama persawahan yang terhampar luas, menambah keasyikan dalam bersepeda ria. Di sana-sini yang terlihat adalah hijau, sejuk, dan semilir angin menemani gowes.

Beberapa personal Pimpinan Ranting tampak hadir. Kegiatan yang digagas Majelis Tabligh dan Lembaga Seni Budaya cukup mengundang minat, terutama Taman Pendidikan Qur’an yang diasuh oleh Takmir Masjid di lingkungan Candirejo. Sehingga halaman depan Gedung Serba guna Kelurahan Candirejo terlihat padat.









Read More
      edit

Sabtu, 02 Maret 2024

Published Maret 02, 2024 by with 0 comment

Belajar Mengelola Masjid

 



وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَاۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Surat Hud: 6)

Ahad, 3 Maret 2024 bertempat di Masjid Al Akrom Duwetan RW 02, Candirejo, Ngawen Klaten telah diselenggarakan “ngamalin” (Pengajian Malam Senin). Berkenan memberi tausiah adalah Prof. Kusnadi Ikhwani, Ketua Takmir Masjid al Falah Sragen, yang memiliki brand Masjid Percontohan Nasional.

Acara ini dikemas dalam suasana yang familier, mengalir beberapa petuah dan trik-trik cara memakmurkan masjid.

Untuk mengawali agar masjid terasa membara, dimulai dari kegiatan Ramadhan. Titik inilah yang sangat tepat, saat jamaah sedang semangat beribadah. Pak Kus, demikian nama panggilannya, mengelola infaq Ramadhan menjadi sebuah aksi yang langsung menyentuh masyarakat. Bukan hanya jama’ah. Baginya, infaq harus disalurkan dan dirasakan di lingkungan masjid.

Tak heran bila, Ramadhan tahun lalu, masjid al Falah yang terletak di Jalan Raya Sukowati, Kuwungsari, Sragen Tengah mampu mengelola Rp.52,5 juta perhari hanya untuk menyediakan buka bersama. Uang tersebut, berasal dari jamaah diperuntukkan untuk umum. Takmir mengelola amanah dalam bentuk buka bersama yang disajikan dengan piring. Bukan dengan kardus, atau dibungkus. Sebab bila memakai kardus, ada kemungkinan besar, makanan tersebut dibawa pulang. Tidak sesuai dengan ghirahnya, yaitu buka bersama di Masjid.

Ada bentuk-bentuk kegiatan lainnya, sehingga masjid tersebut menjadi rujukan dalam menangani manajemen masjid. Tua, muda, bahkan anak pelajar yang masih duduk di Sekolah Dasar, semuanya bergerak. Mereka mengambil peran masing-masing, namun masih dalam satu komando. Ketika ditanya, adonan apa sehingga memiliki masjid yang bukan saja megah secara fisik, namun hingar binger dalam aktivitasnya.

Sebenarnya ada beberapa tips yang dapat dilakukan oleh sebuah masjid, namun kami mencoba mengurai secara sederhana dua saja.

Pertama, wifi – nasi – kopi. Al Falah tidak buta terhadap perkembangan teknologi. Menyediakan piranti nir kabel secara gratis di area masjid, menjadikan jamaah krasan di masjid. Nasi, adalah kebutuhan pokok. Jangan sampai jamaah dalam melakukan ritualnya dalam keadaan lapar. Adapun kopi memiliki filosofi kebersamaan, kesetaraan, alat pancing ide-ide segar. Dari situlah diramu menjadi sebuah Gerakan.

Kedua, masjid – subuh – qur’an. Masjid adalah tempat “sambat” kepada sang khalik. Bila merujuk ittiba rasul, masjid adalah tempat mengolah stategi. Sudbuh adalah waktu yang istimewa. Sedangkan Qur’an adalah pedoman, sandaran, petunjuk hidup.






Read More
      edit

Jumat, 01 Maret 2024

Published Maret 01, 2024 by with 0 comment

Kajian Kepribadian Muhammadiyah




Pertama, Muhammadiyah beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan. Jadi Muhammadiyah ini kemanapun harus membawa damai dan menciptakan damai. Juga kesejahteraan, membawa masyarakat sejahtera. Yaitu masyarakat dapat menikmati hidupnya, mendapatkan ma’isyah rizki yang baik tapi juga membawa kemanfaatan. Jadi dimana-mana warga Muhammadiyah juga harus peduli pada peningkatan kesejahteraan.

Kedua, Muhammadiyah ini organisasi yang memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah. Jadi satu musuh saja sudah sesak dunia ini. “Maka jangan senang punya banyak musuh. Biarpun berbeda paham di internal umat islam, di kubu bangsa, kita harus tetap mengamalkan ukhuwah islamiyah dan meminimalisasi lawan, inilah kepribadian Muhammadiyah,” tegas Haedar.

Ketiga, Muhammadiyah termasuk para pimpinan, kader, anggota itu harus tetap lapang dada. Lapang dada yang dimaksud itu lapang hati. Jika ada yang mencerca jangan emosi, kalau ada yang menanamkan hal yang tidak baik kita harus memberi teladan. Luas pandangan dengan tetap memegang teguh ajaran islam. Artinya lapang hati dan luas pandangan harus tetap dalam koridor islam, tetapi pemahaman keislamannya juga harus diperluas.

Keempat, Muhammadiyah ini organisasi agama yang bersifat keagamaan dan kemasyarakatan. “Ada cerita tentang kepribadian Muhammadiyah kenapa ’62 lahir, karena saat itu Muhammadiyah beririsan dengan partai politik Masyumi. Lalu setelah Masyumi dibubarkan ada persoalan dimana Muhammadiyah ini ikut terbawa konflik politik dan orang-orang yang ada di parpol saat itu kembali ke Muhammadiyah dengan cara politik dan mengurus Muhammadiyah dengan cara parpol. Maka lahirlah kepribadian ini untuk menegaskan bahwa kita ini bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, tetapi kita menghargai perjuangan politik. supaya kita tetap jadi partisan, misalkan besok pemilu 2024, boleh ada kecenderungan memilih dan memang harus memilih, yang berdasarkan kemaslahatan umum dan menjaga kedaulatan,” papar Haedar.

Kelima, mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah. Jadi Muhammadiyah tidak boleh anti hukum, apalagi sampai alergi terhadap falsafah. “Kalau ada peraturan dsb yang kita pandang ada yang tidak sejalan dengan kepentingan umat, rakyat, bangsa, kita beri masukan dan koreksi agar ketentuan itu sejalan. Bahkan dalam Pancasila kita sudah punya konsep darul ‘ahdi wa syahadah, jadi jangan terbawa arus,” kata Haedar.

Keenam, amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik. Amar ma’ruf nahi munkar itu jangan tersirat sendiri-sendiri. Amar ma’ruf nahi munkar itu bentuk dari dakwah.

Ketujuh, aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud Islam. Maka kita harus ishlah menciptakan perdamaian dan pembangunan islam. Itulah karakter Muhammadiyah.

Kedelapan, kerja sama dengan golongan islam manapun dan juga usaha menyiarkan dan mengamalkan Islam serta membela kepentingannya. Jadi kita harus berukhuwah islamiyah. Memang kita ada perbedaan mazhab, pandangan, jangan sampai kita bermusuhan. Namun kita juga berharap orang lain terhadap kita juga bertasamuh. “Misalnya perbedaan puasa, Idulfitri, Iduladha, jangan sampai perbedaan itu membuat ramai dan bertengkar. Untuk itu Muhammadiyah mengusulkan kalender hijriyah Internasional agar hari itu pasti,” pesannya.

Kesembilan, membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah. Jadi jika kita ikut terlibat dalam pembangunan negara itu memang kepribadian Muhammadiyah sejak zaman KH. Ahmad Dahlan bahkan. “Jadi semisal pemilu yang dipilih tidak jadi, kita harus konstitusional, harus kita hormati dan sebagai PP Muhammadiyah harus tetap berkomunikasi membantu dengan pemerintah dan bekerja sama dengan golongan lain. Tentu kita tetap kritik, memberi masukan, Muhammadiyah kan punya prinsip itu,” terangnya.

Kesepuluh, bersifat adil dan korektif di dalam dan keluar dengan bijaksana. “Muhammadiyah kan membuka ruang untuk kritik baik ke dalam bagi tubuh kita termasuk di amal usaha kita, harus ada kritik, karena dengan kritik akan ada perbaikan, tetapi bagi yang mengkritik juga harus dengan argumen, berdasarkan data, jangan menghujat dan juga ada usaha memberi solusi. Tapi juga harus adil, proporsional, ada tempatnya,” pungkasnya.

Read More
      edit