Jumat, 12 April 2024

Published April 12, 2024 by with 0 comment

Gagasan dan Pikiran Ahmad Dahlan



Ahmad Dahlan adalah seorang ulama yang belum pernah memperoleh pendidikan sekolah dan atau pengajaran ilmu pengetahuan umum. Ilmunya diperoleh dengan belajar pada beberapa ulama Jawa di samping mempelajari sendiri kitab-kitab tulisan ulama-ulam terkenal pada masanya. Pendidikan di luar negeri pernah dialaminya di Mekah. Banyak pengamat menduga bahwa selama bermukim di kota suci itu visi pembaharuannya terbentuk lebih kongkrit antara lain berkat kontaknya dengan pikiran-pikiran Muhammad Abduh setidaknya melalui buku-bukunya.

Haji Hajid salah seorang muridnya menyatakan bahwa pada mulanya kitab-kitab yang ditelaah Ahmad Dahlan adalah kitab-kitab yang biasa dipelajari oleh kebanyakan ulama di Indonesia dan ulama di Mekah. Misalnya dalam ilmu Aqidah yang ditelaahnya adalah kitab-kitab yang beraliran ahlu al- Sunnah wal al-Jama’ah. Ilmu fiqih dari madzhab al-Syafi’iyah dalam ilmu tasawwuf menurut Imam al Ghazali.

Kemudian setelah itu, beliau mempelajari Tafsir al Manar karangan Rasyid Ridla dan Tafsir Juz ‘Amma karangan Muhammad Abduh dan menelaah kitab al-‘Urwat al-Wutsqa karangan Jamaluddin al Afghani. Haji Hajid juga menyebutkan beberapa kitab yang dilihatnya sewaktu belajar kepada Ahmad Dahlan antara lain:

Kitab Tauhid, Muhammad Abduh

Tafsir Juz ‘amma, Muhammad Abduh

Kitab Kanzal ‘Ulum

Dairatul Ma’arif, Farid Wajdi

Kitab-kitab tentang bid’ah antara lain al Tawassul wa al Wasilah dari Ibnu Taimiyah

Kitab al Islam wa Nasraniyah, Muhammad Abduh

Kitab Idharat al Haq, Rahmatullah al Hindi

Kitab-kitab Hadits karangan ulama Madzhab Hambali

Perlu diketahui. Nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaluddin al Afghani dan Muhammad Abduh di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan. Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai gerakan pembaharu.

Tapi perlu dicatat, bahwa pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut dilaksanakan di negara-negara dimana institusi keagamaan dan fasilitas sudah tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al-Azhar dan Darul ‘Ulum, yang merupakan perguruan tinggi agama Islam, tidak saja di negerinya sendiri Mesir. Tapi juga di seluruh dunia Islam.

Disadur dari buku: Tuntunan Tabligh Jilid 1, Pustaka SM

Read More
      edit

Senin, 01 April 2024

Published April 01, 2024 by with 0 comment

Siapa yang Berhak Memimpim Muhammadiyah (2)

 


Patut Menjadi Anutan

Sebagai pimpinan ia harus berakhlaq Islami. Patut menjadi anutan. Contoh teladan dalam menjalankan ibadahnya. Dalam berjamaah sholatnya. Dalam menjadi khotib Jum’at. Dalam menjadi imam sholat jama’ah yang lima waktu, atau menjadi imam sholat jum’at.

Berakhlak Islami, patut menjadi tauladan dalam menjalankan hidup bertetangga. Dalam hidup berkeluarga, dalam hidup bersaudara dan hidup bermasyarakat, baik yang di kota maupun di pelosok-pelosok. Dapat bekerjasama dengan RW, dengan kelurahan, dengan Camat, dengan bupati, dengan pejabat-pejabat gubernur, pejabat pemerintah dan tidak menjilat.

Tidak juga apriori konfrontatif dalam kerja sama dengan seluruh pejabat pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 45. 

Patut menjadi contoh dalam berikhlas karena Allah. Dalam bertaqarrub kepada Allah dengan khusu’, tawadlu’ dan penuh rasa khosyyah dan taqwallah. Serta dalam mensedekahkan hartanya untuk Muhammadiyah.

Dengan demikian Muhammadiyah ini in sha Allah akan dipimpin oleh Muslim-muslim yang mempunyai keinginan mengikuti akhlak Rasuullah, yang in sha Allah Muhammadiyah masih banyak orang yang sanggup mengatur dirinya untuk dapat patut memimpin Muhammadiyah. Walaupun tidak begitu lancer dan lincir berpidato. Baik yang kyai maupun yang bukan kyai, baik yang sarjana maupun bukan sarjana, baik tua maupun muda. In sha Allah Muhammadiyah masih banyak warga-warga yang ikhlas dan berjiwa ibadah kepada Allah dan berfikiran maju, berkemauan aktif dan maju dalam ber-Muhammadiyah.

Disadur dari buku saku: Memelihara Ruh Muhammadiyah oleh KH AR Fachruddin.

Read More
      edit