Ahmad
Dahlan adalah seorang ulama yang belum pernah memperoleh pendidikan sekolah dan
atau pengajaran ilmu pengetahuan umum. Ilmunya diperoleh dengan belajar pada
beberapa ulama Jawa di samping mempelajari sendiri kitab-kitab tulisan
ulama-ulam terkenal pada masanya. Pendidikan di luar negeri pernah dialaminya
di Mekah. Banyak pengamat menduga bahwa selama bermukim di kota suci itu visi
pembaharuannya terbentuk lebih kongkrit antara lain berkat kontaknya dengan pikiran-pikiran
Muhammad Abduh setidaknya melalui buku-bukunya.
Haji
Hajid salah seorang muridnya menyatakan bahwa pada mulanya kitab-kitab yang
ditelaah Ahmad Dahlan adalah kitab-kitab yang biasa dipelajari oleh kebanyakan
ulama di Indonesia dan ulama di Mekah. Misalnya dalam ilmu Aqidah yang
ditelaahnya adalah kitab-kitab yang beraliran ahlu al- Sunnah wal
al-Jama’ah. Ilmu fiqih dari madzhab al-Syafi’iyah dalam ilmu tasawwuf
menurut Imam al Ghazali.
Kemudian
setelah itu, beliau mempelajari Tafsir al Manar karangan Rasyid Ridla
dan Tafsir Juz ‘Amma karangan Muhammad Abduh dan menelaah kitab al-‘Urwat
al-Wutsqa karangan Jamaluddin al Afghani. Haji Hajid juga menyebutkan beberapa
kitab yang dilihatnya sewaktu belajar kepada Ahmad Dahlan antara lain:
Kitab
Tauhid, Muhammad Abduh
Tafsir
Juz ‘amma, Muhammad Abduh
Kitab
Kanzal ‘Ulum
Dairatul
Ma’arif, Farid Wajdi
Kitab-kitab
tentang bid’ah antara lain al Tawassul wa al Wasilah dari Ibnu Taimiyah
Kitab
al Islam wa Nasraniyah, Muhammad Abduh
Kitab
Idharat al Haq, Rahmatullah al Hindi
Kitab-kitab
Hadits karangan ulama Madzhab Hambali
Perlu
diketahui. Nama-nama seperti Ibnu Taimiyah, Jamaluddin al Afghani dan Muhammad
Abduh di kalangan umat Islam dikenal sebagai ulama penggerak pembaharuan.
Gagasan dan pikiran Ahmad Dahlan dikenal juga sebagai gagasan yang dipengaruhi
oleh ulama-ulama tersebut. Oleh karena itu Ahmad Dahlan oleh banyak pakar
sering dinyatakan sebagai tokoh pembaharu dan Muhammadiyah dinyatakan sebagai
gerakan pembaharu.
Tapi
perlu dicatat, bahwa pembaharuan yang dilakukan ketiga tokoh tersebut
dilaksanakan di negara-negara dimana institusi keagamaan dan fasilitas sudah
tersedia dengan lengkap. Bahkan Muhammad Abduh sendiri adalah salah seorang
ulama di Mesir yang mempunyai kedudukan terhormat di Universitas al-Azhar dan
Darul ‘Ulum, yang merupakan perguruan tinggi agama Islam, tidak saja di
negerinya sendiri Mesir. Tapi juga di seluruh dunia Islam.
Disadur
dari buku: Tuntunan Tabligh Jilid 1, Pustaka SM