Selasa, 26 November 2024

Published November 26, 2024 by with 0 comment

Pendidikan Muhammadiyah dalam Pusaran Disrupsi

 


Kalau ditanyakan kepada warga atau simpatisan Muhammadiyah, tentang peran serta Pendidikan Muhammadiyah dalam pusaran disrupsi 4.0, pasti mereka menjawab: akan berperan aktif. Andai Pimpinan dan segenap jajarannya, dan juga pendidik bila ditanya, mereka menjawab: akan merenda tali temali dalam jaringan teknologi informasi (TI)

Andai pertanyaan dipersempit: siapkah Sekolah Muhammadiyah menjadi pioneer dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara? Kita akan sepakat menjawab: Muhammadiyah akan selalu dalam rel Pendidikan dalam arti yang luas. Muhammadiyah berkembang seperti sekarang ini karena melalui Pendidikan.

Pendidikan Muhammadiyah akan terus mengikuti perkembangan dunia Pendidikan melalui pengembangan pola 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation), tidak hanya mendesain model pembelajaran abad 21, mengeksplore HOTS (Higher Order Thinking Skills/HOTS), tapi ciri khasnya tidak pernah luntur, yaitu Pendidikan Akhlak.

Akhlak menjadi pondasi dan benteng dalam Pendidikan di Muhammadiyah. KH. Ahmad Dahlan menitik beratkan akhlak dalam setiap mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan mempraktekkan kehidupan sehari-hari.

Forum Guru Muhammadiyah (FGM) yang telah terbentuk beberapa waktu yang lalu merasa terpanggil untuk mempertemukan sebagian kecil guru Muhammadiyah dalam forum kajian ilmiah. Ajang silaturahmi ini membahas berbagai isu yang berskala Nasional, dengan tidak mengesampingkan kasus lokal. Unsur yang paling pokok adalah Peningkatan Kompetensi guru dalam berbagai macam perspektif.

Sebagai seorang Bapak, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah memberi fasilitas agar guru Muhammadiyah dapat mencapai kompetensinya. Hasil kerja sama dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), diharapkan membuah hasil yang menggembirakan.

Dalam sambutannya Dirjen GTK, mengusulkan tentang masa depan Pendidikan. Guru sebagai unsur utama perubahan, harus selalu inovatif dalam segala hal terutama “Proses Pembelajarannya” Guru mampu mengembangkan kurikulum, mengembangkan administrasi agar tidak rumit tapi tetap berpijak pada norma. Oleh karena, salah satu cara yang tepat dengan melaksanakan pelatihan berbasis zonasi.

Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan terus berupaya agar semangat belajar terus membara. Siswapun senang mengikuti aktifitas guru yang tak pernah kering dari ide, kreatifitas dan komitmen menebar pengetahuan. Lewat belajar on-line, guru terus didorong untuk mengembangkan keprofesiannya melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berbasis zonasi.

Dr. Supriano, M. Ed sangat terkesan dengan keinginan Muhammadiyah dalam memajukan Pendidikan. Beliau juga terkesan dengan guru Muhammadiyah, karena memiliki semboyan “Tak Pernah Menyerah”.

Peran komunitas guru dan tenaga kependidikan pada program PKP Berbasis Zonasi ini, menuntut seluruh guru terdaftar dan terlibat aktif di komunitas sesuai jenjang masing-masing. “Komunitas merupakan ujung tombak wadah untuk berbagi dan mencari solusi mengenai masalah-masalah pendidikan yang dihadapi guru di daerah masing-masing. Program PKP Berbasis Zonasi ini diharapkan dapat menghidupkan dan menggairahkan kegiatan-kegiatan komunitas dengan lebih bersemangat. Melalui PKG/KKG/MGMP/MGBK, pemerataan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia diharapkan dapat segera tercapai,”

Muhammadiyah, sebagaimana harapan KH Ahmad Dahlan, teruslah berkarya dalam setiap bidang kehidupan. Guru Muhammadiyah sebagai ujung tombak dalam mencerdaskan anak bangsa, haruslah menjadi tauladan. Untuk mencapainnya diperlukan berbagai upaya. Sharing pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman,

 

Read More
      edit

Sabtu, 09 November 2024

Published November 09, 2024 by with 0 comment

Ilmu yang Sia-sia

 


Setiap manusia tentunya telah banyak mengetahui berbagai hal dalam kehidupan ini. Kita adalah orang - orang pintar dan berilmu tinggi. Kita mengetahui ilmu mengenai kejujuran, kekonsistenan, kesabaran, kemauan untuk belajar dan bekerja keras, tentang disiplin, tentang pentingnya manajemen waktu, tentang pentingnya berjamaah dll. Namun satu kekurangan kita. Dan itu adalah kekurangan yang berakibat fatal. Apakah itu? kekurangan itu adalah ketidakmampuan dalam mengaplikasikan semua ilmu itu dalam kehidupan nyata.

Praktek, itulah yang harus kita laksanakan. Dan ternyata itu tidak mudah. Banyak sekali orang terpukau dengan kata - kata kita tentang kesuksesan, tentang perjuangan dll. Tapi keterpukauan itu hanya sementara saja, karena pada kenyataannya kita tidaklah seperti kata - kata kita sendiri. Mudah sekali memang untuk berkata, tapi pelaksanaan itu lebih penting dari sekedar berkata - kata. Salah satu kunci sukses adalah kita banyak mengetahui berbagai ilmu yang bermanfaat dan mau mengaplikasikannya dalam kehidupan secara nyata. Sehingga akan terlihat jelas hasilnya.

Itulah yang sering terjadi, begitu banyak buku kita beli, begitu banyak ilmu yang kita serap, begitu banyak kita kursus, sekolah sampai menjadi sarjana dan bergelar tinggi. Namun apa hasilnya? Kita mengetahui tentang meruginya manusia terhadap waktu pada saat kita bermain game, bercanda, malas - malasan. Kita mengetahui tentang pentingnya bersikap santun kepada orang lain pada saat kita mengejek orang lain, kita mengetahui bahaya merokok pada saat kita merokok, bahkan kita mengetahui bahwa meninggalkan sholat itu berdosa bahkan bisa dianggap kafir pada saat kita meninggalkan shalat.

Orang yang paling bodoh adalah orang yang mengetahui sesuatu yang baik tapi tidak melaksanakan, mengetahui sesuatu itu buruk tapi malah dikerjakan. Ini adalah hal yang nyata terjadi di tengah - tengah kita.


Read More
      edit